ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tim Search and Rescue (SAR) Kendari berhasil mengevakuasi 4 warga Dusun Amarilis, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari. Keempat warga itu dilaporkan hilang di hutan Gunung Vikto saat hendak mencari kayu bakar.
Para korban diketahui hilang sejak Selasa (26/2/2019), sekira pukul 20.00 Wita. Melalui Comm Centre Basarnas Kendari, informasi hilangnya keempat orang tersebut diterima tim Basarnas Kendari dan langsung melakukan pencarian terhadap korban.
Setelah beberapa jam melakukan pencarian, keempat korban akhirnya di temukan. Dengan menggunakan sistem e-SAR, Rabu (27/2/2019) sekira pukul 10.40 Wita, tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dalam keadaan lemas dan luka-luka.
(Baca Juga: SAR Kendari Siaga Penuh Hingga Tiga Minggu ke Depan)
Keempatnya pun telah dievakuasi menuju posko SAR untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
Aksi penyelamatan keempat korban ini hanyalah simulasi yang merupakan bagian dari Latihan Potensi SAR 2019.
“Tujuan dari kegiatan ini yakni untuk meningkatkan koordinasi, antara Basarnas Kendari dengan instansi pemerintah dan organisasi masyarakat serta unsur-unsur yang terkait. Kegiatan ini merupakan uji coba rencana kontigensi Basarnas Kendari, dalam menghadapi sebuah musibah yang mengancam jiwa manusia,” jelas Kepala Basarnas Kendari, Djunaedi, Rabu (27/2019).
Tidak hanya itu, lanjut Djunaedi, latihan itu juga bertujuan meningkatkan koordinasi dan kesiapan Operasi SAR pada kecelakaan kondisi membahayakan jiwa manusia di wilayah kerja Basarnas Kendari.
“Juga menguji dan meningkatkan koordinasi dalam pengerahan dan pengendalian alut SAR pada operasi kondisi membahayakan jiwa manusia. Menguji kemampuan manajemen posko dalam operasi SAR, menguji peralatan komunikasi SAR,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga menguji pendataan potensi SAR di Basarnas Kendari serta pengumpulan bahan-bahan untuk SOP latihan SAR daerah pada kecelakaan kondisi membahayakan jiwa manusia. Dalam pelatihan itu, para peserta diajarkan cara mengevakuasi korban yang berada di dalam hutan.
“Ini hari terakhir pelatihan, selama tujuh hari pelatihan itu diisi dengan 4 hari pemberian materi dan 3 hari aplikasi gunung hutan. Dan hari ini mereka diajarkan bagaimana mengamankan korban ke tempat yang aman, sehingga korban itu bisa selamat,” ucapnya.
Data dari Basarnas Kendari di tahun 2018 menunjukkan bahwa angka kecelakaan membahayakan jiwa manusia untuk kejadian di hutan sebanyak 8 kasus. Di mana 4 orang korban di temukan selamat, sedang 2 orang lainnya meninggal dunia dan 3 orang korban dinyatakan hilang.
Sedangkan, untuk di tahun 2019 sejak Januari hingga akhir Februari 2019, kejadian orang hilang di hutan sebanyak 4 kasus, di mana 25 orang ditemukan selamat dan 1 orang dinyatakan hilang. (a)
Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Jumriati