ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejak bulan Januari hingga Maret 2019, aktivitas sesar Lawanopo sudah menyebabkan empat kali gempa bumi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Aktivitas sesar Lawanopo keempat terjadi hari ini, Minggu (3/3/2019) pukul 18.52 WITA menguncang kabupaten Konawe di sebelah Timur Laut Unaaha. Gempabumi tektonik ini bermagnitudo 4,4 SR.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3.72 LS dan 122.12 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 17.6 km Timur Laut Unaaha, Kabupaten Konawe pada kedalaman 10 km.
Awal tahun 2019 Stasiun Geofisika Kendari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tektonik berkekuatan 3,0 Skala Ricter mengguncang wilayah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) pada Rabu (16/1/2019) pagi pukul 06.30 Wita.
Hasil analisis BMKG gempabumi berkekuatan magnitudo 3,0 itu, episenternya terletak pada koordinat 2.93 lintang selatan (LS) dan 121,06 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 63.1 km arah barat laut Lasusua, Kolut pada kedalaman 10 km.
Di hari yang sama, gempa susulan terjadi pada pukul 10.39 WITA terletak pada koordinat 3.06 LS dan 121,04 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49.4 km arah barat laut Lasusua, kedalaman 10 km dengan kekuatan magnitudo 3,5 SR.
Kemudian, Gempa dengan magnitudo 4,3 SR mengguncang wilayah Kota Kendari, Sulawesi pada Senin (21/1/2019), pukul 21.54 WITA.
Gempa tersebut terjadi dengan episenter pada koordinat 3,9 LS dan 122,78 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 19 km arah timur laut Kendari, pada kedalaman 10 km.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia melalui rilis pers mengatakan, seluruh gempa yang terjadi tersebut tidak berpotensi terjadi tsunami.
Sesar Lawanopo merupakan sesar mendatar Mengiri (sinistral strike-slip) yang berarah barat laut – tenggara dan memanjang sekitar 260 km dari utara Malili sampai Tanjung Toronipa.
Ujung barat laut sesar ini menyambung dengan Sesar Matano, sementara ujung tenggara bersambung dengan Sesar Hamilton yang memotong sesar naik Tolo (Tolo Thrust). Sesar ini disebut Lawanopo karena jalurnya membelah dataran Lawanopo.
Sesar ini masih aktif hingga sekarang, dan terbukti hari ini membangkitkan gempabumi yang mengguncang Kota Kendari dan sekitarnya. (a)