Warga Konut yang Terkena Bara Api Dapat Bantuan Bedah Rumah

Warga Konut yang Terkena Bara Api Dapat Bantuan Bedah Rumah
PERAWATAN - Kepala Dinas Kesehatan Konut, Nurjannah Efendi bersama jajarannya, dan awak media Zonasultra.Com saat merujuk Nuru (60) di RS Bahteremas untuk mendapatkan pelayanan medis akibat terkena bara api saat memasak nasi, Rabu (27/3/2019). (Jefri/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Nuru (60) warga Desa Poni-Poniki, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mendapat bantuan bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) oleh Pemerintah Desa setempat. Donasi itu dianggarkan melalui dana desa 2019 bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Nuru saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bahteramas Kendari. Dia terkena bara api di tubuh sebelah kanan saat memasak nasi di rumahnya, Rabu (27/3/20) pagi.

Kepala Desa Poni-Poniki, Sri Gusti Rahayu mengatakan, di 2019 ini pihaknya mengalokasikan dana desa untuk bantuan RTLH senilai ratusan juta rupiah bagi masyarakatnya yang tidak mampu. Dari 18 kepala keluarga (kk) yang diberikan, salah satunya pasangan suami istri (pasutri) Nuru dan suaminya, Tahir (80).

(Baca Juga : Warga Konut yang Terkena Bara Api Dapat Jaminan Kesehatan Gratis)

“Kami sudah porsikan untuk keluarga ibu Nuru bantuan rumah tidak layak huni. Di bulan April ini kalau sudah masuk dananya langsung direalisasikan,” kata Sri Gusti Ayu melalui via telepon, Kamis (28/3/2019).

Dijelaskan, Pasutri yang hidup hanya berdua itu tinggal di sebuah rumah gubuk berukuran kecil, tanpa listrik dengan berdindingkan papan yang sudah rapuh dan bocor. Atapnya pun hanya terbuat dari daun rumbia yang sudah lapuk.

“Awalnya bu Nuru dan suaminya merupakan warga Desa Matandahi. Keduanya pindah di Desa Poni-Poniki baru menjelang 3 bulan lalu. Memang dari Desa Matandahi mereka (Nuru dan Tahir) tidak memiliki identitas penduduk dan juga tidak pernah dapat bantuan. Saat pindah di Desa Poni-poniki kehidupanya lebih mendingan dari sebelumnya. Sekarang ini saya lagi urus semua identitasnya dan BPJS gratis dari Pemda,” ujarnya.

Nuru dan Tahir hanya menjalani hidup berdua dan tak memiliki anak. Tahir hanya seorang tukang panjat kelapa yang berpenghasilan tak menentu. Kondisi Tahir yang sudah semakin tua dan sakit-sakitan sudah tidak bisa lagi mencari nafkah. Sementara Nuru hanya ibu rumah tangga yang tak bisa berbuat apa-apa karena mengidap penyakit epilepsi (kejang-kejang). Kondisi kehidupan yang semakin memburuk, membuat pasutri ini hanya dapat mengandalkan pemberian dari tetangga dan keluarga.

“Belum pernah sama sekali kasian dapat bantuan. Rumahnya saja kalaupun kita lihat lebih bagus dari kandang ayam. Makanan mereka harapkan hanya pemberian dari tetangga-tetangga,” ungkap Sri.

Nuru saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bahteramas Kendari. Dia terkena bara api di tubuh sebelah kanan saat memasak nasi di rumahnya, Rabu (27/3/20) pagi. Penyakit epilepsi yang dideritanya kambuh saat mengangkat masakannya, spontan tubuhnya terjatuh di bara api, sehingga terbakar. Warga setempat yang menggetahui langsung membawa di puskesmas dan selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Bahteramas didampingi tim medis Konut.

Dikonfirmasi terpisah, Bupati Konut Ruksamin mengaku marah mengetahui warganya itu belum memilik kartu tanda penduduk (KTP) dan jaminan kesehatan daerah (jamkesda) gratis. Padahal, pemda menganggarkan Rp7 miliar untuk Jamkesda, serta kepengurusan identitas penduduk tanpa pengutan biaya. Namun, aksi itu kurang ditanggap baik pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa.

“Begitu mendapat informasi ada warga saya kena musibah terbakar, langsung saya instruksikan dinas kesehatan, dinas dukcapil, dinas sosial, dan pemerintah kecamatan turun tangan langsung menangani segala yang dibutuhkan pasien. Termasuk mengawal proses pegobatannya mulai dari puskemas sampai di RS Bahteramas,” kata Ruksamin. (B)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini