ZONASULTRA.COM, KENDARI – Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) bersama tiga universitas dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Tenggara mengupayakan peningkatan wirausahawan baru.
Pemerintah terus berusaha memacu pertumbuhan pelaku usaha. Targetnya, hingga akhir 2019 bisa tercetak 20 ribu wirausahawan baru. Itu tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015–2019. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, negeri ini paling kurang harus memiliki 5 juta jiwa wirausahawan.
Direktur ASPPUK Mia Ariyana mengatakan, selain melalui berbagai institusi, lembaga, dan kementerian, pihak swasta juga tidak ketinggalan pada program tersebut. Hal itu penting lantaran banyak pebisnis pemula yang kandas. Salah satunya disebabkan tidak mendapat pendampingan yang optimal. Lebih dari 90 persen pelaku usaha start-up mengalami kegagalan, terutama dalam mempertahankan bisnis agar berlanjut.
“Pendampingan, mentoring atau asistensi serta networking menjadi hal penting. Sebab, dari situ pelaku bisnis start-up bisa mendapatkan pandangan dan informasi peluang yang lebih banyak. Dalam menjalankan bisnis, hal yang terpenting adalah pengambilan keputusan. Jadi, pelaku bisnis perlu mendapatkan banyak pandangan, terutama dari orang yang lebih berpengalaman di bidangnya,” ungkap Mia Ariyana di Kendari, Senin (22/4/2019) malam.
Menurut Mia, pelaku start-up memang bermunculan dari berbagai kota besar di Indonesia, namun sebagian besar berangkat dari ide yang kurang orisinal. Selain itu, mereka tidak berada dalam ekosistem yang tepat untuk berkembang. Padahal, ekosistem tersebut penting bagi pelaku start-up untuk mendapatkan mentoring dan networking. Pelaku usaha perlu dibimbing untuk belajar menganalisis variabel cost, potensi market, serta kebutuhan finansial.
Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, baru tercatat sekitar dua persen pelaku start-up lokal dari total keseluruhan populasi masyarakat Indonesia. Kalangan akademisi menegaskan bahwa program penumbuhan wirausahawan perlu dibarengi aktivitas pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan, sampai bisnisnya sudah berjalan.
Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) Andi Bahrun mengatakan, mahasiswa saat ini adaah generasi milenial yang sudah terbiasa dengan aktivitas clicking, begitu cepat mengenal teknologi, namun kadang mereka hanya melihat segala sesuatu hanya dari permukaan, termasuk dalam hal bisnis. Pengetahuan akan strukturnya kurang mendalam sehingga proses mentoring sangat penting dan tak boleh terputus.
Kementerian Perindustrian menyatakan jumlah wirausaha baru perlu ditingkatkan. Melalui berbagai program, Kemenperin mengupayakan Indonesia dapat mencapai target 20 ribu wirausahawan baru hingga 2019. Sehubungan dengan itu, Ketua Dekranasda Sultra Agista Ariani Ali Mazi mengungkapkan penumbuhan wirausaha baru memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya Sultra.
“Untuk meningkatkan jumlah wirausahawan baru, perlu ada kolaborasi berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, Dekranasda, LSM, dan akademisi. Upaya yang dilakukan Dekranasda adalah rutin menggelar festival atau pameran dan memperbanyak kegiatan pembinaan supaya ide kreatif pebisnis ini punya daya saing,” kata Agista. (b)