ZONASULTRA.COM, KENDARI – Melalui rilis resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Deputi Bidang Meteorologi R Mulyono R Prabowo mengungkapkan, potensi hujan lebat yang berpotensi terjadi satu pekan kedepan merupakan Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO).
MJO adalah suatu gelombang atau osilasi sub musiman yang terjadi di lapisan troposfer wilayah tropis, akibat dari sirkulasi sell skala besar di ekuatorial yang bergerak dari barat ke timur yaitu dari laut Hindia ke Pasifik Tengah dengan rentang daerah propagasi 15°LU – 15°LS.
Secara alami MJO terbentuk dari sistem interaksi laut dan atmosfer, dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari (Madden dan Julian, 1971, 1972; Madden dan Julian, 1994). Madden Julian Oscillation juga merupakan fluktuasi utama dari sirkulasi atmosfer yang menjelaskan variasi cuaca di tropis dan meregulasi Monsun Asia Selatan.
(Baca Juga : Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Berpotensi Terjadi Dua Hari ke Depan)
Fenomena MJO mempunyai dua fase yang berbeda jelas, sebagaimana yang diungkapkan dari berbagi sumber Suryantoro pada tahun 2004 yaitu fase basah-pelan dan kering-cepat.
Pertama, fase MJO basah-pelan dapat di didentifikasikan pada saat divergensi paras atas maksimum berada di daerah konveksi aktif seperti di daerah samudera Hindia, Pasifik Barat, Amerika Selatan dengan kecepatan fase penjalaran 5 m/s.
Kedua, fase MJO kering-cepat muncul pada saat gangguan bergerak melalui daerah- daerah dengan aktivitas konveksi rendah seperti di Pasifik Tengah sampai Timur dan Atlantik dengan kecepatan penjalaran berkisar 30 m/s untuk parameter tekanan permukaan serta 15-20 m/s untuk parameter kecepatan potensial paras atas dan angin zonal.
“Kondisi saat ini fase basah diprediksikan cukup signifikan terjadi dalam periode satu minggu ke depan, kondisi tersebut dapat meningkatkan suplai massa udara basah di sebagian besar wilayah Indonesia,” ungkap Mulyono, Jumat (26/4/2019).
Lajut Mulyono menjelaskan pusaran angin teridentifikasi terbentuk di sekitar Laut Sulawesi, Selat Makassar, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Laut Cina Selatan Utara Kalimantan yang dapat menyebabkan terbentuknya daerah perlambatan dan pertemuan angin disekitar wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Kondisi tersebut diprakirakan dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat dalam periode akhir April hingga awal Mei 2019.
(Baca Juga : BMKG Prediksi Hingga Besok Kendari Masih Diguyur Hujan)
Olehnya BMKG merilis Potensi Hujan Lebat untuk periode 25 – 28 April 2019, dapat terjadi di wilayah sebagai berikut Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu
Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta.
Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Kemudian potensi hujan lebat periode 29 April hingga 02 Mei 2019, dapat terjadi di wilayah sebagai berikut, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Selain itu potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter selama periode 25 April – 02 Mei 2019, diperkirakan terjadi di Perairan barat Sabang – Banda Aceh, Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai.
Perairan Enggano, Samudra Hindia barat Sumatra, Perairan selatan Jawa hingga P. Sumba, Selat Bali – Selat Lombok – Selat Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga Bali selatan NTT, Samudra Pasifik utara Papua.
Masyarakat pun dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban