ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Sejumlah warga Kecamatan Dangia, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) memprotes proyek pengaspalan jalan di wilayah mereka. Pasalnya, baru empat bulan selesai dikerja, kondisi aspal sudah mulai rusak atau terkelupas.
Padahal pengerjaan jalan tersebut menelan dana sekitar puluhan miliar.
“Awalnya, saya liat pekerjaannya bagus. Bahkan saat naik motor bagus sekali dirasa. Tapi baru empat bulan saja sudah rusak. Apalagi yang ada di daerah persawahan di desa Mekar Jaya, disitu parah rusaknya. Untungnya, belum dimuat kelapa sawit. Kalau sudah musimnya hancur ini jalanan,”kata Arsyad, warga desa Talinduka, pada sejumlah media, Jumat (26/4/2019).
(Baca Juga : Massa Demo Bupati Koltim Terkait Regulasi Ganti Rugi Rumpun Sagu)
Arsyad mengaku, pernah menceritakan kerusakan jalan ini kepada pekerja proyek yang kebetulan bertandang ke rumahnya kala itu.”Sampai saya tanya mereka, kenapa pekerjaanmu seperti itu. Saya bilang, mungkin belum sampai kalian di Bombana sudah hancur mi itu jalan, “tuturnya.
Senada dengan itu, Anto, salah seorang pengendara yang sering melintasi jalan proyek mengaku heran dan bertanya-tanya.
“Kalau lewat, saya biasa bertanya dalam hati, Kenapa bisa secepat ini rusak padahal belum lama selesai dikerjakan. Sementara kendaraan berat yang lewat disini kan bisa dihitung jari saja,” terangnya.
“Saya berharap, kerusakan ini bisa segera diperbaiki. Menurut saya, ini model aspal jaman dulu,”ujar Anto yang juga warga Desa Lembah Subur.
Hal senada juga dikatakan H. Jamaluddin. Ia mengaku kondisi jalan yang rusak dalam waktu singkat. Salah satu pengendara sepeda motor ini, mengaku setiap hari bolak-balik di wilayah tersebut.
(Baca Juga : Perusahaan Sawit Disinyalir Beroperasi di Koltim Tanpa Izin HGU)
“Sebagai pengguna jalan, kami berharap bisa diperbaiki karena tidak sesuai dengan bestek. Kami merasa khawatir apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan bisa bertambah parah lagi,”ucapnya.
Pekerjaan pengaspalan jalan poros di Kecamatan Dangia selesai dikerjakan pada Desember 2018 lalu. Proyek ini dikerjakan oleh PT Merah Putih Alam Lestari sepanjang kurang lebih 6,5 kilometer. Sesuai kontrak bernomor 62.62.01/KTRK/DAU-JLN/PPK/BM1/DPU-TRP/IV/2018, nilai anggaran proyek mencapai 15,4 miliar lebih.
Sebanyak lima desa keciprat proyek pengaspalan tersebut. Diantaranya Desa Mulia Jaya, Desa Gunung Jaya, Desa Mekar Jaya, Desa Tetembuta dan Desa Talinduka. Dari kelima desa, setidaknya terdapat 14 titik jalan yang sudah terkelupas. Paling parah kerusakan yang ada di desa Mekar Jaya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Perhubungan, Bio Mansyur saat hendak dikonfirmasi sejumlah media pada Jumat (26/4/2019), pukul 14.00 wita sedang tidak berada di tempat. Jangankan kadisnya, di jam itu, tak satu pun pegawai atau staf yang terlihat di dalam maupun di luar kantor. (a)
Kontributor : Samrul
Editor : Kiki