Langka, Bawang Putih di Konut Naik Hingga Dua Kali Lipat

Langka, Bawang Putih di Konut Naik Hingga Dua Kali Lipat
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Kelangkaan bawang putih juga terjadi di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra). Sudah langka, harganya pun melonjak naik dua kali lipat dari harga normal.

Kabid Perdagangan Dinas Perindusrtrian dan Perdagangan (Disperindag) Konut, Eri Husain mengungkapkan, hasil monitoring di pusat perbelanjaan pasar sentral ibu Kota Wanggudu, bahan bumbu dapur itu naik dari Rp 30 ribu per kilo menjadi 60 ribu.

Terjadinya kelangkaan bahan bumbu dapur itu, menjadi penyebab melambungnya harga di pasaran. Diakuinya, hal itu terjadi secara nasional, bukan hanya di Konut saja. Bahkan, di daerah lain ada yang tembus dengan harga 70 ribu per kilo seperti di yang terjadi Kabupaten Konawe.

Baca Juga : Harga Bawang Putih di Kendari Tembus Rp70 Ribu per Kilogram

“Jelang bulan suci Ramadan, bawang putih ini sudah langka. Ini memang secara nasional terjadi,”kata wanita berhijab ini dikomfirmasi, Senin (6/5/2019).

Selain bawang putih, bawang merah juga mengalami kenaikan dari harga Rp 25 ribu per kilo menjadi Rp 45 ribu per kilogram nya Sementara, bawang bombay berada di kisaran harga normal yakni Rp 5 ribu per biji.

Dia menambahkan, bahan kebutuhan rumah tangga lainnya, seperti ikan, cabai, ayam potong, sayuran dan lainnya juga mengalami kenaikan dengan harga bervariasi.

Salah penyebab melonjaknya harga bahan pokok dan bumbu dapur itu dipicu oleh kondisi jalan penghubung yang rusak parah akibat diguyur hujan di wilayah Morosi dan Meluhu.

Baca Juga : Harga Telur dan Bawang Putih di Mubar Melonjak Naik

“Seperti pedagang yang dari luar masuk menjajakan dagangannya di Konawe Utara pasti agak tinggi dari harga pedagang lokal Konut. Karena kondisi jalan dan operasional yang dikeluarkan lebih banyak,”tukasnya.

Kenaikan harga kebutuhan rumah tangga yang terjadi saat ini tentu dikeluhkan masyarakat Konut. Terlebih, dalam bulan suci Ramadan ini keperluan bahan-bahan dapur menjadi prioritas utama khususnya Ibu Rumah Tangga (IRT).

“Kami harap pemerintah bisa mengintervensi persoalan kenaikan harga barang dan bahan makan. Kita juga kesusahan, karena harga naik drastis. Sekarang kita belanja di pasar uang Rp 500 pi baru bisa cukup. Kemarin-kemarin biar Rp 200 sudah bisa kita peroleh untuk kebutuhan makan,”keluh Nina salah seorang IRT. (b)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini