ZONASULTRA.COM, KENDARI – Saroziduhu Faruwu adalah bendahara di Dinas Cipta Karya dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pria kelahiran Kepulauan Nias, 9 Maret 1963 ini memulai karirnya sebagai tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sultra pada 1989.
Pertama kali bergabung di dinas PU, pemilik sapaan akrab Duhu ini bertugas membuat estimasi proyek Rate-rate Kolaka yang anggarannya berasal dari LOAN IBRD.
Meski terbilang baru di dunia PU, namun Duhu mampu menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu dua minggu. Sebab, ia menjalani pekerjaan dengan berpatokan pada peraturan yang berlaku.
Pria yang memiliki keahlian di bidang komputer ini terangkat menjadi PNS pada 1991. Ceritanya, ketika masuk di PU, ia sama sekali tidak memiliki keahlian di bidang teknik. Duhu menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Sehingga saat ada staf yang bertanya terkait laporan keuangan, ia bisa melakukan verifikasi terhadap laporan tersebut.
Baca Juga : Mantan Kepala Basarnas Kendari Tutup Usia, Dikenal Sosok yang Disiplin
“Iya ekonomi saya pernah mengikuti kursus manajemen di Kendari,” kata Duhu ditemui awak zonasultra belum lama ini.
Duhu pernah mengikuti private A dan memperoleh sertifikasi kebendaharaan, termasuk mengikuti kursus keuangan hibah luar negeri. Dasar itulah yang ia jadikan sebagai pengalaman.
Setelah mengikuti berbagai kursus di bidang keuangan, pada 2003 Duhu terangkat menjadi bendahara di Proyek Pembangun Jalan Jembatan Subdin Perkotaan. Kemudian pada 2005 ia terangkat menjadi pejabat SPM.
“Nah sampai 2006 Subdin Perkotaan bubar saya masuk Cipta Karya. Mulai dari situ sampai 2016 APBN Satker PLP Bina Marga,” tambahnya.
Baca Juga : Mengenal Dunia Forensik Lewat Sosok Dokter Polisi Mauluddin
Dalam menjalani tugas, ia tidak melakukannya sendiri. Ia juga memberdayakan teman membantu tugasnya memverifikasi SPP tagihan kontraktor dan tagihan untuk PU. Namun semua itu pelaksanaannya berdasar pada tugas Kepmen Keuangan dan Kepmen PU.
Selanjutnya, pada 2017 ia menerima dua SK, yaitu SK Air Bersih APBN dan SK Dinas Citpa Karya. Sambil menunggu SK pengganti dirinya di Air Bersih, ia tetap membantu memproses anggaran Januari sampai April. Sebab, seorang bendahara tidak boleh dua memegang akhir tahun anggaran.
Duhu mengungkapkan dirinya berada di Dinas Cipta Karya berjalan tiga tahun. Menurutnya, dalam menjalankan tugas sangat berbeda perlakuan APBD dan APBN. Dalam hal administrasi keuangan APBN mengajukan tagihan KPPN tanpa disertai bukti cukup SPM saja, berbeda dengan pengelolaan APBD.
“Di dinas semua bukit sekecil apapun tetap dilampirkan, karena berpatokan pada dasar kami melakukan administrasi di dinas selain Pergub Perairan juga Permendagri. BPKAD harus dilampirkan sekecil pun apapun,” jelasnya.
Pekerjaan tersebut tidak selalu berat dan tidak ada kesulitannya. Karena banyak memberdayakan teman yang membantu semua sehingga tidak terlalu kesulitan. Menurutnya, masalah Pergub dan Permen PU dan tugas-tugas mengenai pertanggungjawaban.
Baca Juga : Sosok Kartini Polres Bombana Siaga Amankan Pleno Pemilu 2019
Artinya tadinya di APBN pengalaman mengajukan SPM menambahkan apapun bukti pertanggungjawabkan di sana. Sementara APBD hanya di BPKAD. Kata dia, bila APBN di proyek sampai akhir tahun anggaran bisa menagih retensi dengan catatan menyiapkan jaminan retensi. Tetapi di APBD tetap bisa saja nanti di 31 Desember, retensi tahun berikutnya.
“Artinya perbaikan SDM karena selaku pimpinan memperdayakan saya berdasarkan peraturan berlaku selalu berkoordinasi dengan pimpinan,” tambahnya.
Saroziduhu Faruwu menamatkan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertamanya di salah satu sekolah di Kepulauan Nias. Ia kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di PSKD Jakarta. Setelah lulus ia kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Duhu adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Kakak pertamanya berada di Riau, kakak keduanya berada di Padang, dua adiknya masing-masing berada di Medan dan Jakarta.
Duhu menikah dengan Karyawati Hiya, seorang guru sekolah dasar. Keduanya memiliki dua orang anak. Anak pertamanya Junius Hawaruhu saat ini kuliah Ekonomi Bisnis di Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan anak keduanya bernama Caroline Griselda Waruhu menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (b)