ZONASULTRA.COM, BURANGA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Utara (Butur) hingga kini belum memiliki bank darah ataupun unit transfusi darah (UTD). Untuk penanganan terhadap pasien yang membutuhkan transfusi darah, terpaksa masih harus mengajukan permintaan ke UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kendari.
Direktur RSUD Butur, dr Sumardin mengungkapkan, kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Diakuinya, tersedianya fasilitas tersebut memang sangat penting bagi keselamatan nyawa pasien.
Sejauh ini, pola yang digunakan ketika melayani pasien yang hendak menjalani operasi, persalinan atau layanan lain yang membutuhkan stok darah, pihaknnya terlebih dahulu akan memperkirakan, apakah yang bersangkutan membutuhkan darah atau tidak. Jika penangannya diprediksi akan membutuhkan darah, maka akan akan ditaksir lagi, kira-kira berapa kantong darah yang dibutuhkan, lalu kemudian mengajukan permintaan ke PMI.
Baca Juga : RSUD Butur Kaji Banding ke RSUD Koltim
Untuk operasi berat atau penanganan yang sifatnya sudah gawat, pihaknya akan langsung menyampaikan ke PMI untuk segera dikirim. Sebelum mengajukan permintaan, terlebih dahulu dokter akan melakukan pengecekan sampel darah pasien, lalu kemudian dikirim ke PMI.
Pengambilan darah di PMI, pun lanjut Sumardin, tidak boleh asal-asalan. Wadah yang digunakan untuk mendistribusi kantong darah menuju Butur, juga harus memenuhi standar.
“Kalau kita pergi ambil kan harus menggunakan termos. Di sana dilihat, termosnya standar atau tidak. Kalau tidak memenuhi standar kita tidak dikasi,” ungkap Sumardin ditemui di RSUD Butur, Senin (24/6/2019).
Baca Juga : RSUD Butur Belum Miliki Bank Darah
Selain itu, lanjut dia, perlakuan terhadap kantong darah setelah tiba di RSUD juga harus lebih hati-hati, dan segera digunakan. Sebab jika tidak, darah tersebut bisa mengalami kerusakan, dan tidak bisa lagi digunakan.
“Disimpan di kulkas biasa hanya sementara. Paling bisa bertahan satu minggu. Tiba di sini, kasi masuk dalam kulkas, sebelum dimasukkan ke tubuhnya pasien.
Atas kondisi tersebut, pihaknya akan mengusulkan kembali pengadaan Bank Darah. Dia pun berharap, usulan tersebut bisa disetujui. Sehingga, perlahan namun pasti, fasilitas di RSUD yang baru terakreditasi bulan April 2019 lalu itu, semakin terlengkapi dan kualitas pelayanan juga semakin membaik.
“Mudah-mudahan, dalam waktu dekat sudah ada. Masalahnya, darah kita masukkan ke dalam tubuhnya orang ini. Kalau rusak, resikonya mati. Tidak boleh main-main ini,” kata Sumardin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Butur, Muhamad Kasrul menjelaskan, idealnya rumah sakit harus mempunyai Unit Transfusi Darah (UTD). Namun jika belum terwujud, paling tidak di Rumah Sakit tersedia bank darah.
“Sementara, bank darah dulu diupayakan. Dari bank darah baru UTD. Sambil menunggu UTD, bank darah dulu,” Kasrul.(a)