ZONASULTRA.COM, RAHA – Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dibangun sejak 2016 lalu, kembali dilanjutkan.
Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 87 miliar tersebut sempat terhenti pada masa kepemiminan bupati Baharuddin dan kembali digenjot di era bupati Muna Rusman Emba.
Pengerjaan itu diantaranya untuk pembangunan pelataran, dan pagar rumah sakit yang menelan anggaran sebesar Rp 2,9 miliar. Namun pembangunan kebutuhan vital masyarakat Muna ini, menuai sorotan dari dewan. Salah satunya Wakil Ketua DPRD Muna, Laode Dyirun.
Politisi Golkar ini menilai pembangunan fondasi pagar RSUD Muna menggunakan material batu kapur. “Saya sudah cek di lapangan, material yang digunakan menggunakan batu kapur. Ini jelas tidak sesuai spesifikasi pekerjaan,” tegasnya, Selasa (6/8/2019).
Baca Juga : SPBU Baru Beroperasi di Muna, Rusman: Roda Ekonomi Bisa Meningkat
Bahkan Dyirun merekomendasikan pembangunan fondasi pagar tersebut segera dilakukan pembongkaran sebelum dilanjutkan.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur CV Kintanan, Arbin mengungkapkan material yang digunakan untuk pembangunan pagar RSUD sudah sesuai.
“Kalau bicara kepadatan batu harus melalui uji lab. Namun faktanya batu yang kita pakai kepadatannya sangat keras. Unsur batu itu keras karena di brekil,” terang, Arbin saat ditemui di RSUD Muna, Selasa (6/8/2019).
Selain itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan tersebut, Syahrul Umar Asi, mengungkapkan material yang digunakan untuk pembangunan fondasi pagar layak dan sesuai spesifikasi.
“Sebagai PPK saya ikut bertanggungjawab dan selalu mengawasi. Penggunaan material batu yang digunakan itu sudah diuji secara manual. Waktu dibawa kita langsung pantau dan batunya dites menggunakan palu. Hasilnya batunya sangat kuat. Jadi saya nilai itu layak digunakan,” jelasnya. (a)
