Kementerian Perdagangan Dorong Pengembangan Ekspor Komoditas Unggulan Butur

Kementerian Perdagangan Dorong Pengembangan Ekspor Komoditas Unggulan Butur
DISKUSI BERSAMA - Diskusi bersama pengembangan produk organik Indonesia oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI, di salah satu hotel di Butur, Selasa (3/9/2019). (Foto Istimewa)

ZONASULTRA.COM, BURANGA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia mulai melirik potensi ekspor komoditas unggulan di Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra). Salah satu langkah yang dilakukan, yaitu dengan berkunjung langsung ke Butur, berdiskusi dengan pemda setempat, guna menggali informasi lebih dalam seputar peluang dan tantangan pengembangannya. Kemudian menyusun strategi agar produk unggulan tersebut bisa menembus pasar dunia.

Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor Kemendag RI, Marolop Nainggolan mengatakan, pihaknya terus mencari peluang, potensi dari berbagai produk di Indonesia yang bisa dipasarkan ke luar negeri. Salah satu daerah yang kini dituju, adalah Butur.

Kata dia, kedatangannya bersama rombongan, untuk menjejaki kerjasama dengan stakeholder yang terkait dengan produk organik. Sebagaimana diketahui, pemda Butur memang sudah mengembangkan pertanian organik sejak 2017 lalu.

“Salah satunya yang kami lihat, kenapa kami datang. Buton Utara menjadi salah satu daerah yang memang punya pikiran ke sana (organik),” kata Marolop dalam diskusi bersama pengembangan produk organik Indonesia di salah satu hotel di Butur, Selasa (3/9/2019).

(Baca Juga : Hingga Juli 2019, Total Ekspor Sultra Capai 922,46 Juta Dolar AS)

Ia berharap, dari hasil pertemuan ini, ada tindaklanjut, berupa kerjasama antara Kemendag dengan pemda Butur. Apakah itu dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia, ataupun dari sisi produknya.

Lebih lanjut Marolop mengemukakan alasan mengapa memilih produk organik untuk menjadi salah satu poin untuk peningkatan ekspor. Menurutnya, negara-negara yang sudah berpenghasilan tinggi, semakin sejahtera dan pendapatannya sudah meningkat, saat ini sudah ingin kembali pada produk alam.

“Organik, produk-produknya itu sekarang semakin lama semakin diminati. Pasar di luar negeri, pasar di negara-negara maju mencari produk-produk organik,” tambahnya.

Marolop juga mengungkapkan, bahwa dalam pertemuannya dengan pelaku usaha yang intens melakukan ekspor, permintaan untuk produk organik itu tidak pernah turun. Kalau sudah ada satu perusahaan yang melakukan ekspor produk organik, permintaan tahun berikutnya terus meningkat.

(Baca Juga : Nilai Tukar Petani di Sultra Terendah se-Sulawesi)

“Nah itu yang bisa menggambarkan bahwa produk orgnik itu semakin lama semakin dicari,” ujar dia.

Sementara itu, Bupati Butur, Abu Hasan sangat menyambut baik kunjungan pihak Kemendag di daerah otoritasnya, dalam rangka sinergitas pengembangan ekspor produk organik Indonesia.

Pihaknya menyadari, program unggulan daerah yang berorientasi pangan organik lokal masih jauh dari harapan, mengingat pengembangannya baru berjalan kurang lebih dua tahun. Tentunya program rintisan ini masih butuh banyak usaha dan support dari pihak terkait.

Hingga saat ini, lanjutnya, kawasan padi organik ladang kurang lebih seluas 1200 ha. Selain itu, ada pula mete seluas kurang lebih 7000 ha, kelapa 5000 ha, dan rumput laut potensi 7000 ha.

Lebih lanjut Ketua DPD PDI Perjuangan Sultra itu mengungkapkan, dalam pengembangan program organik berbasis kawasan yang umurnya masih sangat muda, tentu memiliki banyak tantangan dan kendala. Antara lain masih rendahnya kualitas SDM, sarana dan prasarana yang belum memadai, standar dan kualitas produk yang belum menyesuaikan dengan standar ekspor serta mata rantai pemasaran dari hulu ke hilir yang masih relatif panjang.

Namun demikian, pihaknya tetap optimis mengembangkan empat komoditas yang mayoritas diusahakan oleh masyarakat di daerahnya. Dengan sinergitas seluruh stakeholder, lanjutnya, cita cita mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan komoditas organik berbasis kawasan bisa terwujud.

“Kami sangat mengharapkan dukungan dari Kementerian Perdagangan dalam pendampingan pemasaran, sarana dan prasarana serta anggaran, agar bisa mewujudkan Buton Utara sebagai kabupaten organik pertama dan terdepan di Indonesia,” pinta Abu Hasan, dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Butur, Muhammad Yasin. (a)

 


Kontributor : Irsan Rano
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini