ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Sebanyak 17 orang pengungsi dari Wamena, Papua, tiba di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (5/10/2019) sekira pukul 01.00 WITA dini hari.
Turun di Pelabuhan Murhum Baubau, pengungsi terdiri dari 9 warga Kabupaten Muna dan Muna Barat, dan 7 warga serta seorang balita dari Kota Baubau.
Setibanya di Pelabuhan Murhum, para pengungsi dibawa ke rumah jabatan (rujab) Wakil Wali Kota, La Ode Ahmad Monianse untuk dicatat identitasnya. Setelahnya, mereka lalu dipulangkan pada sanak saudara di daerah asal masing-masing.
“Untuk malam hari ini, mereka langsung kembali pada keluarga. Tapi mereka akan tetap dalam pengawasan kami,” ujar Monianse.
Meski punya sanak saudara, para pengungsi ini punya rumah di kota asalnya di Papua. Sebagian dari mereka juga meninggalkan anaknya yang sedang sekolah di sana.
Seperti halnya Adrus yang mengungsi di Kelurahan Palabusa, Baubau. Seorang anaknya yang duduk di bangku kelas IX SMP ia tinggalkan bersama paman dan bibinya.
Menurutnya, anaknya sudah tidak nyaman bersekolah lantaran dibayang-bayangi rasa takut. Oleh karena itu, ia meminta Pemkot Baubau bisa menerima anaknya sekolah di Kota Baubau.
“Anak saya sudah kelas tiga SMP, dia mau menghadapi ujian. Di sana belum aman dan tidak bagus untuk sekolah. Kalau boleh, anak saya dan anak teman-teman difasilitasi untuk sekolah di sini,” pintanya.
Selain soal pendidikan anak, Adrus juga meminta pada Monianse agar memfasilitasi teman-teman se-pengungsian rusuh Wamena yang hendak ke Baubau. Kata dia, para pengunsi itu berjumlah ratusan, menunggu di Jaya Pura, juga di Wamena sendiri.
Berdasarkan keterangan Adrus, mereka hendak ke Kota Baubau, hanya saja bingung karena tidak semua punya sanak saudara. Para pengungsi itu juga sudah mulai terjangkit malaria di tempat pengungsian.
Semua keluhan ini direspon baik oleh Wakil Wali Kota, Monianse. Dia akan komunikasikan pada dinas pendidikan dan kebudayaan untuk sekolah anak-anak pengungsi. Serta akan koordinasi dengan beberapa lembaga pertolongan untuk buat tenda pengungsian bagi para pengungsi yang akan tiba menggunakan kapal KM Dobonsolo nantinya.
“Kami akan kordinasikan dinas terkait, utamanya dinas pendidikan, kebetulan SMP masih di bawah kota,” ujar dia.
“Berdasarkan informasi, akan ada lagi pengungsi. Dengan begitu Pemkot akan buat satgas (satuan tugas) untuk mempersiapkan segala hal kalau ada di antara mereka yang sakit,” tutup Monianse. (b)