ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) di Hotel Claro Kendari, Senin (25/11/2019). Program ini diharapkan akan meningkatkan jumlah dan kualitas wirausaha di Sultra, khususnya pada sektor agribisnis, pariwisata, dan yang berorientasi ekspor.
Kepala Perwakilan BI Sultra, Suharman Tabrani mengatakan, program WUBI meliputi pembinaan usaha melalui boothcamp, coaching, hingga pendampingan wirausaha.
“Dengan koordinasi dan sinergi yang erat bersama pemerintah daerah, program WUBI akan membawa manfaat besar bagi pelaku wirausaha dan UMKM di Sultra, mampu bersaing dengan pelaku usaha di luar Sultra serta mampu melakukan inovasi-inovasi yang memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan keberlangsungan dunia usaha di Sultra,” ungkap Suharman Tabrani.
Perkembangan era industry 4.0 menuntut pelaku usaha untuk adaptif terhadap perubahan. Perkembangan teknologi khususnya internet telah membuka akses pelaku usaha menuju pasar yang lebih luas. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia.
Berdasarkan data INDEF (Institute For Development of Economics and Finance) pada tahun 2018, jumlah pengguna internet mencapai 132,7 juta yang didukung dengan kepemilikian ponsel sebanyak 177,9 juta.
(Baca Juga : BI Sultra Optimis Ekonomi Sultra Bisa Tumbuh Lebih Baik)
Kondisi tersebut membuka kesempatan bagi para pelaku usaha di Indonesia yang didominasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat pada tahun 2017, 99% unit usaha di Indonesia merupakan UMKM dan mampu menyerap 97% angkatan kerja serta menyumbang 60% terhadap PDB Indonesia. Secara lebih spesifik, 98% UMKM di Indonesia merupakan usaha mikro yang masih menghadapi banyak tantangan.
“Terlebih kita menikmati bonus demografi, sehingga tenaga kerja usia produktif tersebut harus dioptimalkan untuk memperkuat UMKM. Jumlah penduduk usia produktif yang mendominasi komposisi penduduk membuka peluang bagi tumbuh berkembangnya usaha UMKM di Indonesia,” jelas Suharman Tabrani.
Suharman menjelaskan secara umum kondisi UMKM di Sultra masih menghadapi hambatan pada aspek kapasitas SDM, kreativitas, akses permodalan, dan akses pasar.
Selain itu, kata Suharman, di era pemasaran digital pelaku UMKM di Sultra harus siap memasuki era digital dengan memanfaatkan media sosial dan kanal e-commerce.
“Selain aspek pemasaran, hal yang perlu diperhatikan yakni administrasi usaha dan pencatatan keuangan sebagai modal untuk berhubungan dengan lembaga keuangan,” tutup Suharman Tabrani. (b)