ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Sultra, telah menyepakati pelabuhan Bungkutoko dijadikan sebagai terminal terintegrasi jalur kereta api (KA). Terpilihnya Bungkutoko sebagai trase (rencana tapak jalur) KA Kendari-Kolaka, melalui pembahasan analisis pemilihan rencana trase KA Kendari-Kolaka, di salah satu hotel Kendari, pada Kamis (28/11/2019).
Kepala Dishub Sultra, Hado Hasina menjelaskan, integrasi Bungkutoko sebagai koridor alternatif jalur KA, bakal melalui sejumlah titik seperti Bungkutoko, masuk lingkar Selatan, menuju Puuwatu, kawasan industri Morosi, Rahabangga di Unaaha, Kolaka Timur (Koltim) di Terminal Tawainalu dan berakhir di terminal Sabilambo Kolaka.
“Kita baru sepekati tadi, itu alternatif 6. Dan jalurnya sudah ada, tinggal bagaimana dilakukan survei lanjutan soal kelaikan jalurnya. Karena dalam pemilihan alternatif jalur itu, harus terintegrasi dengan seluruh simpul ruas transportasi yang ada,” terangnya.
Meski begitu, Hado mengaku, penetapan jalur KA masih tahap awal dari studi perencanaan. Dari tahapan ini, katanya, masih terdapat sejumlah tahapan lainnya, seperti studi lingkungan, master plan, dan detail engineering design (DED).
“Nah dari situ baru kelihatan, berapa sungai yang dilewati, berapa biayanya, tahapan pelaksanannya seperti apa. Baru kemudian masuk tahap desain, dan desain juga disesuaikan berdasarkan alternatif yang dipilih nanti,” ucapnya.
Kepala Subbidang (Kasubid) Pengembangan Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Ikhsandy Wanto menerangkan, untuk pembangunan KA di Sultra bakal mulai dilaksanakan pada 2030 mendatang.
“Dalam kategori pembangunan kereta api perlu tahapan-tahapan pembangunan jalur. Tidak langsung membangun begitu saja. Nanti dilihat apakah di Sultra bisa direkomendasikan untuk layak bangun jalur kereta api atau seperti apa,” terangnya.
Meski pembangunan KA di Sultra, telah masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) tahun 2030, ia mengaku, hal itu bukanlah harga mati, dan bisa saja dimajukan atau pun dimundurkan. Soal kesulitan utama dalam penentuan trase di Sultra, ia mengaku, yakni kondisi lingkungannya seperti hutan lindung yang mendominasi serta kondisi topografinya. Terlebih, pembuatan jalur kereta api harus berada di bidang yang sedatar mungkin.
Meski begitu, ia mengaku kesulitan itu akan diatasi dalam studi kelayakan terkait kisaran biaya optimal dan manfaat yang mampu diberikan kepada masyarakat dengan hadirnya KA di Sultra. (A)
Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Muhamad Taslim Dalma