ZONASULTRA.COM,KENDARI– Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada bulan Oktober 2019 mencatat bahwa nilai impor Sultra mengalami penurunan, sedangkan ekspor naik.
Kepala BPS Sultra Moh Edy Mahmud mengatakan, nilai ekspor Sultra bulan Oktober 2019 tercatat 281,84 juta US dolar atau mengalami kenaikan sebesar 21,64 persen dibandingkan ekspor bulan lalu yang hanya 231,71 juta US dolar.
Sementara itu, nilai impor Sultra tercatat 203,32 juta US dolar atau mengalami penurunan sebesar 9,81 persen dibanding impor September 2019 sebesar 225,43 juta US dolar.
“Dari data ini, neraca dagang kita Oktober dalam kondisi surplus 78,53 juta US dolar,” ungkap Mohammad Edy melalui siaran persnya, Senin (2/12/2019).
Untuk volume ekspor Oktober 2019 tercatat juga mengalami peningkatan sebesar 66,97 persen dibanding bulan sebelumnya dari 2.210,04 ribu ton menjadi 3.690,10 ribu ton.
Total dari Januari hingga Oktober 2019 mencapai 12.933,24 ribu ton atau senilai 1.547,99 juta US dolar.
(Baca Juga : Hingga Juli 2019, Total Ekspor Sultra Capai 922,46 Juta Dolar AS)
BPS Sultra juga mencatat volume impor Oktober 2019 sebsar 252,98 ribu ton. Angka ini turun sebesar 27,65 persen dibanding impor September 2019 yang tercatat 349,65 ribu ton.
Untuk total impor dari Januari hingga Oktober 2019 mencapai 1.602,79 ribu ton atau senilai 986,57 juta US dolar.
Komoditi ekspor yang mendominasi yakni kelompok komoditi besi dan baja dengan nilai 150,51 juta US dolar; kelompok komoditi bijih, kerak, dan abu logam berada di urutan kedua dengan nilai 129,64 juta US dolar; dan kelompok komoditi ikan dan udang diurutan ketiga dengan nilai 1,17juta US dolar.
Impor Sultra Oktober 2019 didominasi oleh kelompok komoditi bahan bakar mineral dengan nilai 42,37 juta US dolar. Selanjutnya, kelompok komoditi mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai 42,37 juta US dolar.
(Baca Juga : Ekonomi Sultra Tumbuh 6,18 Persen di Triwulan III 2019)
Adapun yang menjadi negara tujuan ekspor utama Sultra pada Oktober 2019 yaitu Tiongkok, India, Taiwan, Korea Selatan, dan Amerika Serikat masing-masing memberikan nilai 270,34 juta US dolar, 5,54 juta US dolar, 2,52 juta US dolar, 2,30 juta US dolar dan 0,63 juta US dolar.
Sedangkan asal impor yakni Tiongkok yang merupakan negara asal barang utama terbesar dengan nilai impor 710,05 juta US dolar, diikuti Singapura dengan nilai 171,04 juta US dolar (17,34 dan Australia dengan nilai impor 39,35 juta US dolar. (b)
