ZONASULTRA.COM, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil mencapai nilai indeks inklusi dan literasi keuangan di atas target nasional tahun 2019. Pemerintah menargetkan untuk Indeks Literasi Keuangan (ILK) 35 persen dan Indeks Inklusi Keuangan (IIK) 75 persen.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra, Mohammad Fredly Nasution mengatakan, Sultra berhasil menembus target nasional dengan rincian ILK sebesar 36,75 persen dan IIK mencapai 75,07 persen.
Menurutnya, peningkatan tersebut merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah, OJK, kementerian/lembaga terkait, industri jasa keuangan (IJK), media dan berbagai pihak lain yang terus berusaha secara berkesinambungan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.
Literasi keuangan merupakan indikator penilaian seberapa besar masyarakat memiliki pengetahuan tentang produk dan industri jasa keuangan, sedangkan inklusi keuangan adalah indikator penilaian seberapa besar masyarakat yang memiliki akses kepada produk dan layanan industri jasa keuangan.
(Baca Juga : Ekonomi Sultra Tumbuh 6,18 Persen di Triwulan III 2019)
Keduanya dinilai penting untuk menciptakan perlindungan konsumen dan pengawasan terhadap industri jasa keuangan, sehingga sistem perekonomian di suatu daerah dapat berjalan dengan baik dan maksimal.
Apalagi saat ini begitu marak praktik penipuan kepada masyarakat melalui akvitas keuangan, misalnya pinjaman dan investasi ilegal. Sehingga, peningkatan pemahaman dan akses masyarakat terhadap keuangan sangat penting.
“Masyarakat paham dan memiliki kepercayaan kepada lembaga jasa keuangan akan berdampak pada pertumbuhan industri jasa keuangan. Industri jasa keuangan tumbuh, dengan sendirinya perekonomian juga ikut tumbuh positif,” ungkap Mohammad Fredly melalui siaran pers ke redaksi zonasultra.id, Rabu (18/12/2019).
Target indeks inklusi keuangan yang dicanangkan pemerintah melalui Perpres Nomor 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) sebesar 75 persen, dan Perpres Nomor 50 Tahun 2017 tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen sebesar 35 persen pada tahun 2019 telah tercapai.
Lebih rinci dijelaskan sebaran indeks ILK berdasarkan gender jumlah laki-laki lebih besar yakni 40,53 persen sedangkan perempuan 32,98 persen. Kemudian berdasarkan strata wilayah perkotaan mencapai 37,50 persen dan pedesaan 35,98 persen.
Untuk IKK berdasarkan gender laki-laki mencapai 80 persen, perempuan 70,16 persen. Strata wilayah perkotaan 82,81 persen dan pedesaan 67,20 persen.
Untuk diketahui, tingkat nasional, indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen. Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen.
Sehingga dalam 3 tahun terakhir terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 8,33 persen, serta peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 8,39 persen.
Sebelumnya, OJK Sultra menilai peran media cukup besar terhadap peningkatan presentase inklusi dan literasi keuangan di Sultra.
Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Ridhony M. H. Hutasoit mengatakan, peran media dalam mengedukasi masyarakat dapat diketahui dari jumlah pemberitaan sepanjang tahun 2019 yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2018.
Disebutkan bahwa pemberitaan terkait OJK dan sektor jasa keuangan termasuk pencegahan entitas ilegal meningkat 761,90 persen yaitu dari 21 berita tahun 2018 menjadi 181 berita di 2019. Hal tersebut dinilai berhasil menjangkau masyarakat hingga 180.700 orang.
Selain itu, OJK berhasil meningkatkan aktivitas edukasi tahun ini mencapai 44 kegiatan atau meningkat 33,33 persen dari tahun sebelumnya.
Aktivitas edukasi tersebut menjangkau 19.680 orang atau meningkat 535,04 persen. Peningkatan aktivitas tersebut merupakan dampak kolaborasi dengan industri jasa keuangan, pemda, dan stakeholder lainnya.
Bahkan jumlah masyarakat yang berhasil dijangkau sebanyak 19.680 orang. Jika digabungkan, jumlah masyarakat yang teredukasi mencapai 200.380 orang atau meningkat 3.845,26 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. (a)