ZONASULTRA.COM, KENDARI – Oknum TNI yang merupakan Babinsa Koramil XIII Poasia Kopda Harmin meminta maaf usai merekam dirinya menemukan beras yang diduga palsu di salah satu rumah makan sari laut di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Permohonan maaf itu menyusul keluarnya hasil uji laboratorium dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) Kendari yang menyatakan beras tersebut adalah asli. Tidak seperti video viral yang diperankan oleh oknum TNI tersebut pada Senin (6/1/2020) malam.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sultra, I Made Guyasa menjelaskan, dari video yang sudah viral beras yang sudah diolah menjadi nasi itu dilakukan pengambilan sampel oleh Kepolisian Resor (Polres) Kendari dan Komando Distrik Militer (Kodim) 1417/Kendari.
Selanjutnya, sampel beras itu dibawa ke laboratorium BPOM Kendari untuk diuji. Tim jejaring Keamanan Pangan Daerah yang terdiri dari Dinas Katapang, BPOM, Disperindag dan instansi terkait mengadakan rapat bersama tim kelompok kerja untuk menindaklanjuti keresahan masyarakat untuk melokalisir kejadian agar tidak meluas.
“Disimpulkan dalam rapat bahwa yang pertama, dari hasil pengujian laboratorium BPOM, ujian fisik dan kimia terhadap nasi yang diberikan. Bahwa sampel beras tersebut memenuhi syarat tidak mengandung bahan berbahaya, boraks dan formalin serta tidak terindikasi mengandung plastik,” tegas I Made Guyasa di kantor BPOM, Rabu (8/1/2020).
Guyasa dalam keterangannya menyampaikan bahwa menurut ahli Balitbang Kementrian Joko Said Darmajati, bahwa beras mengandung amilo pektin dan amilosa. Jika amilosa di atas 25 persen beras akan keras. Semakin tinggi kandungan amilo pektin maka mudah memantul atau melenting saat dibentuk menjadi bola dan dibanting.
“Kesimpulannya, beras yang viral di media sosial adalah beras asli dan aman dikonsumsi,” tandasnya.
Kepala Balai POM Kendari Firdaus Umar menegaskan video yang viral di media sosial benar-benar asli dan bisa dibuktikan. Namun, soal beras yang dinilai palsu dipastikan tidak benar. Beras tersebut layak dikonsumsi masyarakat. Dia pun meminta agar masyarakat tidak khawatir lagi
“Kami meminta masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas agar tidak mudah terpancing dan percaya informasi di media sosial. Ketika mendapatkan informasi di media sosial, langsung bisa menanyakan di unit Balai Pom,” tegasnya.
Di ujung rilis Balai POM, Kopda Harmin menyampaikan permohonan maaf. Dirinya mengaku ceroboh dengan melakukan klaim sepihak seperti itu.
“Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat dengan tulus ikhlas atas kecerobohan saya,” tegasnya singkat. (a)
Seharusnya jika kita ada penemuan seperti itu, harus di buktikan dulu keapsahannyya, tidak langsung kita viralkan di Mensos. Setelah benar 2 terbukti, baru kita adakan tindakan.sesiai peraturan yg berlaku.