ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Ulat Grayak dengan istilah ilmiah spodoptera, telah menyerang ribuan hektar tanaman jagung di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra). Serangan ulat yang dikenal dengan ulat tentara ini mampu merusak 1. 123 hektar jagung petani yang tersebar di 13 kecamatan di Bombana, sejak tiga bulan terakhir.
Kondisi ini tentu tak hanya meresahkan para petani jagung di wilayah Rumbia, namun petani di wilayah Poleang dan Kabaena pun mendatangi insansi terkait untuk penanganannya.
Baca Juga : Puluhan Pelanggan PDAM Bombana Terindikasi Melanggar
Kepala Dinas Pertanian Bombana, Andi Nur Alam mengatakan bahwa jenis hama yang menyerang tanaman jagung ini adalah pertama kalinya terjadi di daerah itu, yakni sejak bulan November 2019 lalu. Kata dia, Ulat grayak dikategorikan cukup ganas dengan intensitas serangan 5 sampai 10 persen pasca penelusuran di lapangan.
” Bayangkan saja, untuk di Kecamatan Poleang Barat saja sampai 400 hektar tanaman jagung dirusak sangat cepat,” kata Andi Nur Alam dalam rapat koordinasi bersama kalangan penyuluh di kantor Pertanian Bombana, Jumat (24/1/2020).
Dampak dari serangan hama ini jika dibiarkan akan terjadi gagal panen alias puso untuk skala yang cukup besar, dengan kerugian yang mencapai Rp 22 miliar. Sehingga, pihaknya secara intensif melakukan penanganan melalui pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida.
” Awalnya, pestisida yang kami gunakan tidak mempan. Makanya kami berinovasi membuat racikan pestisida alami yang berbahan diterjen, dangke 40 WP dan minyak goreng Hasilnya, cukup ampuh memberantas hama jenis ini,” ungkapnya.
Lanjut Nur Alam, dari semua kerusakan tanaman jagung ini telah ditanggulangi sebanyak 70 persen dan 30 persen lainnya masih dalam tahap penanganan. Olehnya itu, pihaknya meminta bantuan ke dinas pertanian pemerintah Provinsi Sultra karena dikhawatirkan kejadian serupa akan terulang.
” Sudah kami menyurat dan direspon cepat, hari ini juga pihak pertanian Sultra telah membekali para penyuluh tentang langkah mengatasi serangan hama ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Balai Proteksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sultra, Nurhayati mengatakan, pihaknya cukup prihatin dengan kondisi tanaman jagung di Bombana. Bukan saja di Bombana, namun serangan hama spodoptera ini telah menyebar di sejumlah Kabupaten/kota penghasil komoditi jangun di Sultra.
” Kami menangani semua daerah di Sultra. Jadi, kami hanya melihat masalahnya apa dan serangamnya seperti apa dan diberikan bantuan pestisida. Kami pun hingga kini belum merumuskan formulasi pestisida ampuh yang mampu memebrantas secara cepat jenis hama yang satu ini,” ujar Nurhayati.
Menurutnya, serangan ulat grayak atau spodoptera ini tergolong sangat ganas dengan intensitas 10 kali lipat dari ulat-ulat lainnya. Hama ini bisa dikategorikan monster kecil yang bisa merusak suatu tanaman dalam satu malam. Sekali bertelur larva yang dihasilkan membuahi 1000 ulat.
Serangan hama ini, kata dia, cenderung dilancarkan pada tanaman jagung yang berusia masih muda dan bahkan setelah jagung telah berbuah. Dan jika tanamannya habis, hama ini saling memakan seperti kanibal.
Baca Juga : PDAM Bombana Lagi “Sakit”, Pelanggan Bakal Ditertibkan
Karena itu, dia menyarankan ke pemkab Bombana dan penyuluh pertanian untuk saling berkoordinasi agar penanganan hama ini dan jenis hama lain bisa teratasi sejak dini.
” Kalau ada gejala serangan, penyuluh harus cekatan dan melaporkan masalah itu ke dinas pertanian dan jika sulit diatasi maka sudah menjadi tugas kami untuk menurunkan bantuan,” pungkasnya. (a)
Kontributor : Muhammad Jamil
Editor : Kiki