ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Puluhan pedagang di Pasar Sentral Tadoha Mapacing di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Rumbia Tengah, Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluh lantaran pasar tersebut sepi pembeli.
Para pedagang ini merasa resah dengan adanya penjual yang kerap menjual di luar areal pasar, terutama di akhir pekan. Belum lagi adanya pasar sore yang belum lama ini dibuka oleh kalangan pedagang di Kelurahan Lauru, wilayah ibu kota Bombana.
Sehingga, pedagang di Pasar Tadoha Mapaccing beranggapan Pemerintah Daerah (Pemda) Bombana sangat lemah dalam upaya penertiban pasar di daerah itu.
Sabir, mewakili para pedagang di pasar sentral tersebut mengaku cukup resah dengan ulah pedagang lain yang menurutnya bandel itu.
“Lihat mi ini, dari pagi sampai sore baru dua jualanku yang laku, sepi kasian. Saya juga tidak mengerti bagaimana upaya pemerintah membangun pasar lalu kami kurang diperhatikan,” keluh Sabir ditemui Selasa (11/2/2020).
Jika pemerintah tidak tegas menangani masalah pasar, Sabir dan pedagang lainnya mengancam akan membuka pasar di tempat lain agar jualannya cepat laku.
” Memang sudah ada upaya penertiban, kami juga sudah ikuti permintaan pemda seperti perluasan lorong-lorong pasar dan dibersihkan, sudah kami lakukan. Jadi, apalagi yang kurang. Kami setengah mati menjual di sini tapi sangat sepi, sementara di pasar sore ramenya minta ampun. Kalau memang lambat proses penertibannya, berarti kami juga bisa pindah ke sana dong,” tandasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindakop Bombana, Abdul Hajar Aswad menegaskan pihaknya telah cukup berupaya mengatasi keluhan pedagang di pasar tersebut. Kata dia, dinas perindakop, satpol PP dan bhabinkamtibmas telah melakukan upaya penertiban pasar pekan lalu.
“Kami mohon kesabarannya untuk para pedagang di pasar sentral. Saat ini kami masih memberi peringatan ke seluruh pedagang yang kerap menjual di luar pasar dan bahkan di pasar sore agar tidak lagi menjual di pasar sore maupun di luar areal pasar sentral. Jika masih ada yang tidak tertib maka jualannya akan diangkut pihak Satpol PP,” kata Abdul Hajar.
Hajar mengungkapkan pihaknya telah beberapa kali melakukan upaya penertiban pasar yang awalnya di depan lorong pertigaan Lauru.
“Awalnya kan hanya satu orang yang suka jual-jual ikan di lorong itu, tiba-tiba yang lain juga ikut dan semakin hari makin rame hingga sulit diatasi,” ungkapnya.
Pihaknya pula, kata Hajar, telah melakukan upaya rapat dengar pendapat bersama kalangan pedagang selama dua kali di Kantor DPRD Bombana. Hasilnya, pekan ini juga akan dilakukan penertiban secara besar-besaran agar tidak adalagi pasar di walayah Lauru.
” Kita tidak bisa pungkiri karena mereka juga mencari nafkah, hanya saja aktivitas di pasar ini cukup mengganggu pengguna jalan karena padatnya kendaraan yang parkir di bahu jalan. Intinya kami akan tertibkan ini secepatnya,” ujarnya. (b)