ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dijadwalkan meninjau lokasi pabrik rumput laut di Desa Laea, Kecamatan Poleang Selatan, Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) awal Maret 2020. Hal ini sebagai langkah pemerintah pusat meningkatkan hasil produksi pabrik rumput laut di daerah.
Pabrik rumput laut di Bombana yang dibangun 2015 silam itu dianggap sebagai cukup aktif dari 9 unit pabrik yang tersebar di Indonesia. Namun, pabrik ini masih terkendala pada kualitas produksi bahkan ekspor yang masih di bawah standar.
Baca Juga : Kementan Perkuat Peran Penyuluh Melalui Kostra Tani di Bombana
Penjabat Sekretaris Daerah Bombana, Beangga Herianto mengatakan, rencana KKP meninjau pabrik ini menjadi angin segar bagi ribuan petani rumput laut di Bombana. Sebab, potensi rumput laut Bombana cukup melimpah.
Adapun agenda kunjungan KKP di Bombana yakni meninjau pabrik, lokasi pembudidayaan rumput laut dan dialog antara bupati bersama masyarakat dan pihak kementerian.
“Sudah pasti ada semangat baru dari kalangan petani rumput laut yang tersebar di 15 kecamatan wilayah pesisir Bombana. Hadirnya pejabat kementerian ini menjadi peluang bagi mereka untuk menyampaikan keluhan agar nantinya bisa mendapat suntikan dana bagi pengembangan hasil rumput laut dan menopang produksi pabrik ini,” kata Beangga Herianto di ruang kerjanya, Kamis (27/2/2020).
Secara teknis, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Bombana, Mansur Sigia menyebut hasil produksi pabrik rumput laut Bombana saat ini sudah cukup bagus.
Namun, pabrik tersebut masih sulit mengakomodir para petani rumput laut yang kini masih terikat dengan tengkulak. Kata dia, pabrik itu butuh 10 ton per hari untuk diolah dan memenuhi kebutuhan satu kali produksi.
Mansur menyebut potensi rumput laut di Bombana mencapai 3.700 hektar yang tersebar di wilayah pesisir Bombana. Begitupula dengan jumlah petani rumput laut yang mencapai 1.200 orang.
“Sejauh ini data produksi pabrik ini masih berada pada angka 2.900 ton dari data terakhir di tahun 2019 lalu. Dan itu masih minim yang semestinya mencapai minimal 5.000 ton per tahun untuk efektifnya,” kata Mansur.
Baca Juga : Petugas Rumah Ibadah di Bombana Bakal Jadi Admin Informasi Publik
Karena itu, melalui agenda kunjungan menteri ini pihaknya berharap ada perhatian dari kalangan petani untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para penyuluh perikanan di kecamatan.
“Hanya dengan cara koordinasi yang baik dengan para petani rumput laut maka pabrik ini nantinya tidak akan kesulitan bahan baku,” ujarnya. (B)
Kontributor: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati