Dampak Corona di Sektor Ekonomi, Kadin Sultra: Harus Ada Relaksasi Ekspor Nikel

314
Ketua Kadin Sultra La Mandi
La Mandi

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) La Mandi mengatakan salah satu solusi menghadapi dampak wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di sektor ekonomi dengan meningkatan cadangan devisa negara melalui relaksasi sektor pertambangan.

“Jadi saat ini kan sudah ada relaksasi untuk sektor ekonomi kita yang lain misalnya sektor UMKM, perdagangan dan perbankan dengan adanya penurunan suku bunga, penundaan pembayaran kredit bagi debitur di tengah wabah virus corona ini,” ungkap La Mandi saat ditemui di Menara Kadin Sultra, Senin (23/3/2020).

Sehingga ia menilai perlu ada relaksasi. Menurutnya potensi yang bisa dilakukan Pemerintah Sultra saat ini untuk peningkatan cadangan devisa yakni meningkatkan sumber pendapatan negara dan daerah pada sektor pertambangan. Pasalnya, nikel saat ini masih dibutuhkan pasar industri di dunia meski wabah corona terus meningkat.

Selain itu, dengan adanya relaksasi tersebut secara tidak langsung juga akan membangkitkan gairah ekonomi di sektor lain dan membuka lapangan pekerjaan. Artinya, pemerintah bisa mengambil langkah membuka keran eskpor nikel. Hasil penjualannya tentu akan meningkatan cadangan devisa bagi negara karena pembayaran jual beli nikel menggunakan kurs dolar.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

(Baca Juga : Ini Lima Kebijakan OJK di Tengah Wabah Virus Corona untuk Keberlangsungan Industri Keuangan)

Namun kebijakan tersebut tetap harus dilakukan pengawasan dengan menetapkan batas waktu hingga virus corona mulai mereda, paling lama tiga hingga enam bulan.

“Iya harus berani pemerintah kalau memang ingin menjaga kondisi ekonomi kita, di Sultra saat ini potensinya untuk devisa hanya tambang yang bisa, sektor lain tidak ada. Apalagi ekspor nikel kita tidak perlu bahan dasar tinggal digali langsung dikirim uang masuk,” ujarnya.

Sebelumnya pengamat ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Syamsir Nur menjelaskan saat ini di tengah keseriusan pemerintah menangani Covid-19, harus ada sejumlah kebijakan yang bisa ditempuh, misalnya memberikan insentif ekonomi kepada pelaku UMKM.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Lanjut dia, ada banyak ragam yang telah dilakukan pemerintah pusat, misalnya dengan menurunkan suku bunga kredit di sektor kabijakan moneter. Hal itu dinilai sudah tepat.

(Baca Juga : Pandemi Corona, Pengamat: Retribusi dan Pajak UMKM Baiknya Dihilangkan)

Dia menjelaskan pada sektor riil, tugas pemda baiknya menunda pembayaran pajak dan retribusi daerah kepada sektor-sektor UMKM agar sektor tersebut tetap tumbuh, menaikkan bantuan subsidi tidak lansung, mengembangkan sumber-sumber pembiayaan lain sejenis charity seperti infaq dan sedekah.

“Jadi Covid-19 ini jangan dilihat dari sisi negatif saja, sisi positifnya adalah ini dapat menjadi momentum pemda bagaimana mengembangkan potensi ekonominya secara lokal,” jelasnya. (b)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini