ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pesan berantai di media sosial mengenai pasien dalam pengawasan (PDP), wanita berusia 34 tahun asal Kolaka yang telah meninggal dunia dan dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 membuat masyarakat heboh adalah hoaks
Sebab tidak ada hasil uji sampel yang keluar dalam satu hari. Apalagi, seluruh pasien suspect Covid-19 di Sulawesi Tenggara (Sultra) usai sampel tenggorok atau swab yang diambil, akan diuji di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Kemenkes RI di Jakarta.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sultra dr. La Ode Rabiul Awal membeberkan, alur pengujian sampel liur tenggorok dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas oleh petugas terlatih yaitu seorang laboran dan analis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra.
Alat yang digunakan yakni alat yang bisa mengumpulkan lendir atau cairan yang ada di lubang hidung atau di tenggorokan. Namun, kata, dokter yang karib disapa Wayong ini, usapan yang paling baik adalah di tenggorokannya.
(Baca Juga : Jika Positif, Keluarga Pasien PDP Asal Kolaka yang Meninggal Harus Diisolasi)
“Alatnya pakai zat yang bisa mengumpulkan cairan, kadang-kadang swabnya kayak kapas atau spon, diusap di lubang hidung, tapi paling bagus sebenarnya di tenggorok. Kalau ada dahaknya misalnya masih bertahan, bisa dikeluarkan itu paling bagus,” terang dokter ahli bedah itu saat dihubungi melalui, Selasa (24/3/2020).
Setelah sampel dikumpul, petugas medis selanjutnya melakukan packing. Menurut Wayong hal itu dilakukan karena sampel ini dianggap barang berbahaya sehingga harus safety. Lalu packing dibawa dan dilaporkan ke maskapainya untuk dikirim ke Jakarta melalui jalur udara.
Ketika pihak maskapai sudah setuju. Sampel kemudian dikirim ke Laboratorium Balitbang Kemenkes RI. Wayong bilang, pengujian hingga hasil tes Covid-19 akan keluar memakan waktu tiga sampai lima hari.
“Kita menunggu tiga sampai lima hari, tergantung kapasitas pemeriksaan di sana, karena pengiriman dari daerah kan makin banyak, walaupun sudah dibuka cabang laboratorium pemeriksaan,” tandasnya.
Ketika hasil uji laboratorium telah keluar, pihak Kemenkes akan mengirimkan hasil ke Dinkes Sultra. Dinkes selanjutnya akan memberitahu hasil itu kepada keluarga pasien. Tujuannya untuk mengedukasi keluarga dan mengurangi efek kejut terhadap keluarga pasien.
(Baca Juga : Naik Drastis, 2001 Warga Sultra Berstatus ODP Covid-19)
Lebih jauh, kata Wayong, jika hasilnya positif maka akan diumumkan lewat juru bicara Covid-19 nasional Achmad Yurianto. Sementara, jika hasilnya negatif, akan disampaikan oleh juru bicara gugus tugas penanganan Covid-19 berdasarkan persetujuan Dinkes Sultra.
“Setelah hasilnya keluar, yang diumumkan resmi oleh jubir itu yang positif. Yang negatif itu dikirim saja hasilnya ke daerah Dinkes Sultra. Tapi pengumumannya menunggu setelah Jakarta mengumumkan, baru kita umumkan, lewat koordinasi dengan dinkes,” pungkasnya.
Total, ada 10 orang bertatus PDP di Sultra belum keluar hasil uji laboratorium PCR-nya. Mereka kini masih diisolasi di tiga rumah sakit yakni RSUD Bahteramas Kendari sebanyak 6 pasien, RSUD Konawe sebanyak 3 pasien dan di RSUD Baubau sebanyak 1 orang pasien.
Selain pasien yang diisolasi, ada juga dua warga Sultra lainnya yakni pengemudi ojol yang juga diduga meninggal akibat terinfeksi Covid-19. Satunya lagi, warga Kolaka yang tercatat sebagai PDP, namun meninggal dunia saat menjalani isolasi di Bahteramas. (a)
Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Jumriati