ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengambil swab tenggorokan 20 orang warga Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). 20 orang itu disebut memiliki riwayat kontak langsung dengan satu pasien konfirmasi positif virus Corona atau Covid-19.
Juru bicara (Jubir) gugus tugas penanggulangan covid-19 Konawe, dr Diah Nila Sari menjelaskan, dari 20 orang yang diambil swab-nya, 10 orang diketahui pernah berkontak langsung dengan pasien positif asal Koltim, sementara sisanya merupakan klaster perjalanan dari daerah pandemik corona yaitu Magetan, Jawa Timur (Jatim).
“Mereka hanya menjalani pemeriksaan swab saja di sini. Setelah itu mereka dikembalikan lagi ke daerah masing-masing untuk melakukan karantina mandiri, sambil menunggu hasilnya keluar,” kata dokter Nila kepada sejumlah awak media di RSUD Konawe, Minggu (3/5/2020).
Dokter ahli radiologi ini menyebut, sampel swab dari pemeriksaan ini selanjutnya akan dikirim ke balai kesehatan Makassar untuk mengetahui hasil pasti. Jika tidak ada halangan, lanjut Nila, hasil uji swabnya akan keluar sekira lima hari kedepan.
Sementara itu, juru bicara gugus tugas penanggulangan covid-19 Koltim, dr Munir menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test kepada 10 orang OTG dengan riwayat perjalanan, didapati dua orang menunjukkan hasil reaktif terjangkit virus corona, sementara sisanya non reaktif atau negatif.
“10 orang ini adalah santri salah satu pondok pesantren di Magetan, jawa Timur. Kita sudah lakukan rapid test sebanyak dua kali, dan hasilnya delapan orang non reaktif sementara dua orang reaktif, makanya mereka kita langsung periksa swabnya untuk menentukan apakah mereka positif atau negatif,” ujar Munir via selulernya.
Meski menunjukkan hasil reaktif, dua pasien ini tidak dilakukan perawatan medis di RSD Covid Konawe, sebab keduanya tidak memiliki gejala serta kondisi kesehatan yang relatif stabil, selain itu Pemerintah Daerah (Pemda) Koltim belum memiliki tempat khusus untuk merawat atau mengisolasi pasien ODP maupun OTG.
Dijelaskan, dua pasien reaktif hanya diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan tim medis setempat, keduanya juga diminta untuk tidak berkontak langsung dengan keluarga atau siapapun juga saat menjalani isolasi mendiri.
Untuk pasien yang memiliki riwayat kontak langsung, Munir mengaku memberlakukan hal yang sama, yaitu tidak menjalani isolasi di tempat khusus, melainkan isolasi mandiri rumahnya. Kecuali bagi mereka yang diketahui bertempat tinggal sama atau satu rumah.
“Misalnya jika dalam satu rumah ada tiga OTG dengan riwayat kontak langsung, maka yang lainnya akan kita isolasi di rumah sakit Koltim. Mereka ini tidak di rapid test, kita langsung swab,” ujarnya.
Munir menambahkan, meski dengan banyak keterbatasan, tim gugus tugas covid-19 Koltim terus memaksimalkan upaya pencegahan wabah yang pertama kali di umumkan di provinsi Wuhan, Cina ini agar tidak lagi warga Koltim yang terpapar virus corona. (a)
Kontributor : Restu Tebara
Editor : Kiki