ZONASULTRA.COM,BAUBAU– Sudah sepekan sejak suaminya dinyatakan positif Covid-19, Bunga (bukan nama sebenarnya) bersama anaknya menjalani isolasi mandiri di rumah. Mereka tidak diperbolehkan berinteraksi dengan warga sekitar. Ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di RW 08, Kelurahan Bukit Wolio Indah, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Setelah diminta untuk menjalani karantina mandiri, Bunga dan anaknya malah diabaikan. Tidak ada bantuan yang datang dari pemerintah.
Bersyukur selama melakukan karantina kebutuhan pangan Bunga bersama anaknya diperoleh dari swadaya warga RW 08.
“Selama ini kami dari swadaya. Ada warga sekitaran sini, kita buat grup peduli tetangga. Mereka yang menyiapkan kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh warga yang sedang terisolasi. Tidak mesti uang, ada beras, atau telur dan lain-lain, yang pada intinya dapat membantu kebutuhan warga yang sedang karantina,” terang Safiuddin, ketua RW O8 di Kelurahan Bukit Wolio Indah saat dijumpai Jumat (8/5/2020).
Safiudin menegaskan, di lingkungan tempat tinggalnya banyak warga yang terdampak Covid-19, namun belum dapat bantuan dari Pemerintah Kota Baubau.
Rumahnya pernah didatangi warga gegara bantuan yang tak kunjung diberitakan. Warga mempertanyakan, mengapa di kelurahan lain warganya mendapat bantuan sedangkan mereka belum menerima bantuan.
“Saya sampaikan, kepada Pemerintah Kota Baubau tolonglah perhatikam kami, kami yang terdampak Covid-19 ini butuh bantuan pemerintah,” tegas dia.
Di pihak lain, Kepala Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) Kota Baubau, Muslimin Hibali, membantah jika pemerintah belum memberikan bantuan pada Bunga dan anaknya yang menjalani karantina mandiri.
“Saya sendiri yang bawakan bantuan, pas sebelum penjemputan. Saya bawakan 20 kilo beras, tambah minyak, telur, dan sembako lainnya,” tegas Muslimin yang dikonfirmasi lewat panggilan telepon, Sabtu (9/5/2020).
Cap Sebagai Sarang Corona, Dikucilkan hingga Kehilangan Pekerjaan
Data sementara saat ini ada 5 warga Kota Baubau yang positif terinfeksi Covid-19. 3 diantaranya merupakan warga Bukit Wolio Indah. Kelurahan itu kini menjadi zona merah penyebaran Covid-19.
Menurut Safiudin, ini berdampak pada psikologi warga. Saat beraktifitas kebanyakan warganya ditolak. Entah itu saat hendak ke pasar, bahkan ketika mau bekerja.
“Warga saya ada buruh cuci, dan pekerja lepas lainya. Mereka samapi tidak dapat orderan karena banyak orang takut terjangkit Covid-19, karena katanya mereka dari tempat orang positif,” jelas dia.
Berdasarkan itulah, kata Safiuddin harusnya warga di wilayahnya mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Kota Baubau. Namun entah mengap, Kata dia, hingga saat ini belum ada bantuan turun.
Dia sendiri sudah memberikan data warga terdampar covid-19 pada Lurah Bukit Wolio Indah sebanyak 170 kepala keluarga. Bahkan kata dia, belum lama ini sudah diadakan rapat merespon aksi protes warga, yang melakukan penutupan jalan di Kilometer 4. Ujar Safiuddin, rapat itu ditutup, hasil rapat bakal disampaikan pada Wali Kota Baubau.
Terkait bantuan, sempat juga warga membanding-bandingkan perlakuan Pemerintah Kota Baubau yang kurang adil. Terkesan mengistimewakan kelurahan lain, mengucilkan Kelurahan Bukit Wolio Indah. Dengan bijak, Safiuddin meminta mereka bersabar.
“Warga saya perna berkali-kali bertanya pada saya soal bantuan itu, setelah mendengar bahwa di kelurahan lain sudah dapat bantuan sembako. Warga saya justru mendesak RW untuk adanya bantuan itu,” aku dia.
Terkait bantuan kepada warga terdampak covid-19 ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) Kota Baubau, Muslimin Hibali menjelasnkan Pemkot Baubau bakal mendistribusikan bantuan secara merata.
Lagi pula tambah Muslimin, dana bantuan yang dibagikan tim gugus tugas saat ini murni hasil patungan dari Organisasi Perangkat Daerah. Sehingga tidak sepenuhnya dikontrol oleh BNPBD Kota Baubau. Belum ada bantuan dari Pemerintah sebagaimana progam jaringan pengaman sosial.
“Ini semua bantuan dari dinas, bukan dari gugus tugas. Ada juga dinas dia bagi sendiri bantuannya, kadang dia bagikan di kelurahan di mana Kepala Dinas itu tinggal,” ungkap Muslimin.
Dia sendiri mengaku telah membagikan paket sembako kepada warga terdampak di Bukit Wolio Indah sebanyak 51 paket sembako. Meski begitu data warga terdampak Corona, yang diterima tim gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Baubau pada Lurah Bukit Wolio Indah sebanyak 700 kepala keluarga. Katanya jumlah itu terlalu banyak, sehingga tidak bisa diakomodasi seluruhnya.
“Tidak bisa kami penuhi semuanya 700 kk itu. Karena yang kelurahan lain akan merasa tidak adil. Kami juga takutnya jangan sampai data yang dibawakan sama lurah bertabrakan dengan data dari dinas sosial. Nanti mereka dapatnya dobel,” terang Muslimin.
Muslimin berharap, agar tidak ada data yang dobel. Dia meminta warga harus jujur jika telah mendapat bantuan. (b)