Angin Kencang, Penghasilan Nelayan di Muna Turun

Angin Kencang, Penghasilan Nelayan di Muna Turun
ANGIN KENCANG - Angin kencang melanda perairan Muna sejak tiga pekan terakhir. (Nasrudin/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RAHA – Angin kencang dan gelombang tinggi yang melanda perairan Muna dan Buton sejak tiga pekan terakhir berdampak pada menurunnya hasil tangkapan nelayan.

Roni Ari (36) nelayan asal Desa Lagasa, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna, mengaku hasil tangkapan ikan selama sebulan terakhir menurun akibat angin kencang dan gelombang tinggi.

“Sejak angin kencang ini, kalau turun magai (melaut) selama 20 hari hanya sampai Rp5 juta hingga Rp10 juta pendapatan,” keluh Roni, Rabu (15/7/2020).

Padahal kata Roni, pendapatan sebelumnya kadang mencapai Rp40 juta. Paling rendah Rp20 juta dalam sekali melaut.

Ia bahkan mengaku rugi karena selain menyiapkan biaya BBM, ia juga harus membagi penghasilan dengan para anak buah kapal (ABK). Kapal tangkap ikan miliknya memiliki ABK sebanyak 11 orang, dengan upah, tergantung perolehan hasil tangkap.

“Sekarang serba susah. Pendapatan kita kadang rugi, karena ongkos BBM. Karena biaya sekali melaut capai Rp7 juta. Kadang hanya kebijakan saja kita kasih gaji ABK,” tuturnya.

Menurunnya penghasilan mereka sudah terjadi pada awal tahun ini, sejak wabah Covid-19 juga menyebar di Muna.

Nelayan lainnya pun mengeluh tak bisa melaut karena angin kencang. Padahal, kebutuhan pokok mereka selama wabah Corona sangat tinggi.

“Sudah berapa Minggu ini tidak melaut karena angin kencang,” keluh Tiwang nelayan asal Desa Lagasa.

Penghasilannya selama sebulan terakhir ini sangat minim. “Kalau kencang angin ini kita hanya mendapat Rp300 ribu dalam sebulan,” timpalnya.

Para konsumen pun mengeluh karena ketersediaan ikan di pasar sangat minim dan terbatas. “Susah sekarang dapat ikan. Kalaupun ada harganya sangat mahal,” ujar intan. (A)

 


Kontributor: Nasrudin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini