ZONASULTRA.COM, KENDARI– Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari berinisial ENI (54) yang meninggal dunia setelah divonis positif Covid-19 memiliki riwayat perjalanan berbelanja di Lippo Plaza Kendari pada pertengahan Agustus bersama satu orang anaknya.
Salah seorang keluarga yang tidak ingin disebutkan identitasnya namun mengaku anak dari ENI, bercerita bahwa sepulang dari berbelanja bulanan di Lippo Plaza Kendari, keesokan harinya langsung mengadakan kumpul keluarga di rumah Ayah dari ENI (kakeknya) di Kelurahan Tipulu.
Rumah tersebut dihuni oleh kedua orang tua ENI NT (ayah) 77 tahun dan ZY (ibu) 72 tahun. Mereka kerap disambangi oleh anak-anaknya dan juga cucunya untuk berkumpul bersama. Biasanya saat libur dari pekerjaan.
“Long weekend 17 Agustus 2020, semua berkumpul di rumah kakek termasuk adik saya yang ikut mama ke Lippo. Sehari setelah itu, adik bungsu saya sakit, batuk, demam, tapi tiga hari sembuh,” ungkap dia saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/9/2020).
Beberapa hari berikutnya, ZY mengalami sakit maag. Namun hal itu tak pernah dialami sebelumnya. Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Santa Anna. Di sana dilakukan tes cepat namun hasilnya non reaktif.
Nenek itu lalu dipulangkan ke rumah usai dua hari dirawat dan dinyatakan sembuh oleh dokter. Sehari setelah pulang, ZY tidur sekamar dengan NT (suaminya). Keesokan harinya, sang nenek mengalami sesak nafas. Keluarga kemudian membawa ZY ke dokter penyakit dalam untuk dilakukan rontgen.
“Hasil rontgen ada pneumonia. Lalu dirujuk ke Abunawas (RSUD Kota Kendari), tapi di Abunawas tidak ada oksigen, terus dibawa ke Bahteramas tanggal 28 Agustus dan diswab hasilnya positif Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, ENI setelah pulang dari Lippo Plaza dan usai pertemuan keluarga itu dirinya tak pernah lagi bertemu dengan kedua orang tuanya. Ia mengklaim bahwa ibunya saat berkunjung ke Lippo Plaza melaksanakan protokol kesehatan denan memakai masker.
Terlebih kata dia, ibunya sangat paranoid terhadap Covid-19 dan selalu mencuci tangan dan mengganti baju ketika pulang ke rumah.
Namun, pada tanggal 29 Agustus 2020 tiba-tiba ENI juga mengalami gejala umum Covid-19, yakni batuk dan demam. Ketika dilarikan ke RSUD Bahteramas kondisinya masih sesak namun usai dirawat satu malam dan dinyatakan positif Covid-19, keesokan harinya (30/8/2020) siang ENI meninggal dunia.
Kemudian, pagi di hari sebelum Eni menghembuskan nafas terakhir, Ayahnya NT juga masuk di Unit Gawat Darurat (UGD) dengan gejala sesak. Meski, awalnya bersikeras tak mau dirawat dan dilakukan uji swab. Ternyata hasilnya juga positif Covid-19. Hasil uji polimerase chain reaction (PCR) diperoleh sore hari.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr La Ode Rabiul Awal membeberkan, meninggal terlebih dahulu yakni anak berinisial ENI (54) pada Minggu (30/8/2020) pukul 13.30 Wita. Kemudian disusul sang ayah berinisial NT (77) pada Selasa (1/9/2020) pukul 08.45 Wita. Terkahir ibunya atau istri NT, Kamis (3/9/2020) pukul 04.30 Wita dini hari.
Menurut Dokter Rabiul, ketiganya masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bahteramas dalam waktu tidak bersamaan. Ibunya yang meninggal paling terakhir justru dirawat terlebih dahulu pada (28/8/2020). Sang anak ENI yang merupakan dosen sehari sebelum meninggal dunia. Dua hari berikutnya ayahnya NT.
“Betul ibundanya meninggal tadi subuh. Ketiganya hasil rapid test nya reaktif. Hasil swab positif dan hasil rontgen (ada) pneumonia,” jelas dr La Ode Rabiul Awal dalam keterangan tertulisnya di grup whatsapp, Kamis (3/9/2020).
Sementara itu, managemen Lippo Plaza Kendari mengklaim telah melakukan prosedur kebersihan dan keamanan pengunjung serta karyawan mengacu pada protokol kesehatan guna mendukung kebijakan pemerintah di seluruh mal yang dikelola agar masyarakat tetap produktif, disiplin, serta waspada terhadap penyebaran Covid-19.
Prosedur kebersihan dan keamanan yang telah disiapkan oleh Plaza Kendari antara lain melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermo gun dan scanner sebelum memasuki area mal dengan batas maksimal adalah 37,5 derajat celcius. Apabila di atas itu tidak dibolehkan masuk ke mall.
Berikutnya, mewajibkan menggunakan masker selama berada di area mal, menyediakan hand sanitizer tanpa kontak tangan di beberapa titik strategis dan mudah dijangkau untuk memberikan kemudahan menjaga kebersihan tangan seperti di setiap pintu masuk mal, area customer service, ATM Center, vending machine, lift, dan beberapa area strategis lainnya, serta mengingatkan agar pengunjung menggunakan hand sanitizer setiap 1 jam sekali.
“Pihak security juga rutin melakukan Patroli wajib Masker. Menerapkan prosedur jaga jarak dengan jarak minimal 1,5 meter khususnya di area pintu masuk, pada saat berbelanja, menunggu atrian di kasir, antrian customer service, area makan/food court, dan juga pada saat menggunakan lift ataupun eskalator,” tulis menejemen Lippo melaui whatsapp, Jumat (4/9/2020).
Kendati telah melakukan protokol kesehatan yang ketat, pihak menagemen tidak bisa menjamin gerakan orang dan ruangan steril dari virus corona walaupun upaya telah dilakukan maksimal mungkin untuk melakukan tindakan untuk meningkatkan kebersihan.
“Karena penyebaran virus corona sangat tergantung pada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan ketetapan pemerintah. Namun demikian diharapkan semua pihak dapat membantu dan berpartisipasi untuk menjalankan protokol kesehatan di manapun berada sebagai tanggung jawab bersama untuk memutus mata rantai Covid-19,” katanya. (a)