Kendari Berstatus Zona Berbahaya, Rumah Sakit Rujukan Penuh

Ilustrasi corona sembuh, covid 19 sembuh
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditetapkan sebagai wilayah berstatus zona merah atau bahaya virus corona oleh Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Sultra.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, ibu kota Sultra tersebut memiliki kasus infeksi virus corona yang terus melonjak tajam dan menyumbang angka kasus harian terbanyak di antara 17 kabupaten/kota sejak dua pekan terakhir.

Kasus Covid-19 di Kota Kendari hingga 8 September 2020 sebanyak 657 orang, 279 kasus di antaranya kasus aktif yang masih menjalani isolasi. 362 telah dinyatakan sembuh dan 16 orang sisanya tewas setelah mengidap Covid-19.

Pada dua pekan berikutnya (22/9/2020) kasus Covid Kota Kendari secara akumulasi sebanyak 900 kasus. Sementara kasus aktif 467, kemudian 519 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan kasus meninggal sebanyak 18 orang.

Jumlah kasus tersebut berbanding lurus dengan angka pengetesan yang dilakukan Pemerintah Kota Kendari. Data Satgas Kota Kendari, jumlah sampel tenggorok yang dilakukan uji laboratorium 4.828 spesimen atau 1,2 persen dari total populasi 392 ribu penduduk.

Data tersebut terbilang rendah dari anjuran pemerintah 5 sampai 10 persen. Meski begitu, jumlah pengetesan di Kendari jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Seperti Kota Baubau hanya 976 spesimen atau 0.56 persen dari total populasi 171 ribu penduduk.

Jumlah pengetesan Kota Kendari juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara secara akumulatif. Angka pengetesan Sultra sendiri hanya 11.113 sampel atau 0,40 persen dari total populasi 2,7 juta penduduk.

*Ruang Isolasi Rumah Sakit Rujukan Penuh

Seiring dengan jumlah kasus yang terus meningkat, kondisi fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 ikut membludak. Dua rumah sakit rujukan di Kota Kendari yakni Rumah Sakit Bahteramas dan RSUD Kota Kendari penuh sesak dengan pasien yang harus diisolasi.

Kapasitas Rumah Sakit Bahteramas untuk pasien Covid-19 sebanyak 41 tempat tidur di kamar isolasi. Sementara itu, RSUD Kota Kendari hanya menampung 75 sampai 80 pasien. Kedua rumah sakit itu kini tak lagi menerima pasien Covid-19.

“Penuh, penuh, penuh. Kita hanya punya 41 (bed), kalau rujukan bukan urusan kita,” ujar Humas Rumah Sakit Bahteramas, Masita saat dihubungi melalui telepon, Rabu (23/9/2020).

Hal yang sama juga terjadi di RSUD Kota Kendari. Direktur Utama (Dirut) Sukirman hari ini tercatat 30 kamar yang masih kosong. Tapi di saat yang sama, ada 40 pasien Covid-19 baru yang akan diisolasi hari ini. Pihaknya akan menampung pasien tersebut.

“Pasien itu akan kami isolasi di sini, kalau dibawa ke sini. Kalau penuh lagi, kita rujuk di Bapelkes, wisma, masih banyak tempat,” kata Dokter Sukirman saat dihubungi melalui telepon, Rabu (23/9/2020).

Adanya 30 tempat tidur yang sempat kosong, menyusul 104 pasien positif telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan oleh pihak rumah sakit pada, Selasa (22/9/2020) kemarin.

*RSJ dan Hotel Melati Jadi Alternatif*

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien seiring kurva kasus positif corona di Kota Kendari yang terus menunjukkan peningkatan, Pemprov Sultra bakal menjadikan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari sebagai tempat untuk merawat pasien positif Covid-19.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Nur Endang Abbas, beralasan, pemilihan Rumah Sakit Jiwa sebagai rumah sakit darurat untuk melakukan isolasi pasien corona karena rumah sakit penuh dan fasilitas publik yang disiapkan pemerintah juga hampir penuh.

“Rumah sakit maupun asrama yang jadi tempat isolasi penuh. Maka kita ambil kebijakan, Rumah Sakit Jiwa Kendari, untuk sementara dijadikan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19,” kata Endang di Kantor Gubernur Sultra, Rabu (23/9/2020).

Endang mengatakan, RSJ Kendari juga telah menyiapkan beberapa ruangan, dan siap menerima pasien positif Covid-19.

“Tapi jika rumah sakit jiwa juga penuh, maka langkah-langkah yang akan kami ambil adalah kita akan siapkan hotel-hotel untuk penyangga cadangan pasien Covid-19,” tutur mantan Kepala BPSDM ini.

Sebelumnya juga, Pemprov Sultra mewacanakan hotel kelas melati akan dijadikan rumah sakit darurat. Endang menegaskan apabila kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 penuh dan angka terkonfirmasi terus meningkat maka hotel kelas melati kemungkinan juga bakal dimanfaatkan sebagai ruang isolasi pasien.

“Hotel melati rencana mengarah ke situ juga, tapi mudah-mudahan tidak. Ini dikarenakan tekanan pertumbuhan pasien yang begitu meningkat, tapi penanganannya juga sudah kita lakukan dengan baik. Tapi kita berharap tidak sampai ke situ,” ungkap Endang kepada awak media melalui sambungan telepon seluler, Selasa (22/9/2020).

Pemprov Sultra masih memiliki 20 kamar isolasi di kantor Badan Peningkatan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sultra yang sebelumnya telah disiapkan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Selain itu, Eks SMA Angkasa yang sebelumnya disiapkan sebagai rumah singgah pasien Covid-19 juga telah rampung dikerjakan dan siap untuk difungsikan. (A)

 


Reporter: Fadli Aksar
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini