ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara merilis sebanyak 88 dokter terkonfirmasi positif Covid-19, Sabtu (7/11/2020), 27 orang dokter spesialis dan 61 dokter umum. Dari jumlah itu, 81 dinyatakan sembuh dari paparan virus jenis SarsCoV-2 itu.
Wakil Ketua IDI Sultra dr. Agus Purwo Hidayat menjelaskan, dari total 88 dokter positif, sisa tujuh orang yang kini masih menjalani perawatan dan isolasi, namun mereka memiliki gejala ringan.
Ia mengatakan, dokter merupakan komponen pelayanan medis yang paling rentan terinfeksi virus, meskipun telah menggunakan alat pelindung diri (APD) karena mereka orang yang menangani langsung pasien, apalagi menghadapi pasien yang tanpa gejala.
“Kalau OTG mungkin banyak karena kita tidak bisa pastikan, tetapi kemarin itu kan nakes yang kita periksa rata-rata gejalanya ringan. Bahkan mungkin ada yang tanpa gejala. Jadi tidak bisa dipastikan mereka tertularnya dari mana saja,” kata Agus melaui telepon, Minggu (8/11/2020).
Ia mengingatkan kepada para nakes yang berkontak langsung dengan pasien selalu menggunakan APD baik di rumah sakit, klinik dan puskesmas. Pihaknya juga meminta kepada sejawat dokter agar menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi vitamin, istirahat yang cukup serta rajin berolahraga sehingga bisa memproteksi diri.
Ketua IDI Sultra dr. La Ode Rabiul Awal menyatakan, saat ini mereka tengah melakukan mitigasi untuk mengantisipasi tenaga kesehatan agar tidak terinfeksi lagi oleh virus yang telah membunuh 87 orang di Sultra ini.
“Untuk di Sultra sendiri upaya konkretnya dalam penanggulangan Covid-19 secara internal berupa deteksi dini, program swab (tes usap) bagi anggota (IDI) secara mandiri dan pengadaan obat-obatan lapis kedua dan ketiga,” katanya.
Langkah IDI Sultra dalam penanggulangan Covid-19 secara internal dengan tes usap bekerja sama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar, Sulawesi Selatan.
“Untuk ‘swab’ mandiri VTM (Virus Transport Medium) kami adakan sendiri, dalam hal ini dibantu oleh BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Makassar, bukan dari satgas provinsi. Pengadaan obat-obatan juga dilakukan sendiri dari donasi yang kami sebut Dari Sejawat untuk Sejawat,” katanya. (a)
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Jumriati