Tak Tahu Jalan Pulang, Gadis di Kendari Ini Diculik Lalu Dilecehkan Berhari-hari

Diduga Lecehkan Siswi SMK, Kepala Pos Kabawo Dipolisikan
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Seorang gadis di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Novi (samaran) berusia 19 tahun mengalami pelecehan secara seksual selama lima hari. Korban mengaku pasrah, sebab tak tau arah pulang ke rumah keluarganya.

Aksi pelecehan seksual itu bermula ketika korban meninggalkan rumah kakak kandungnya menuju rumah kerabatnya sendirian, Sabtu (28/11/2020) pagi. Karena tak tahu rute, oleh kakaknya korban hanya diminta berjalan kaki sampai di depan kampus Universitas Halu Oleh (UHO).

Di depan kampus ia lalu menumpangi mobil angkutan kota (angkot) sampai di depan Mal Mandonga. Di sana Novi dijemput oleh kerabatnya dan tinggal selama dua hari satu malam. Karena tidak memiliki ponsel, korban tidak mengabari kakaknya bahwa akan menginap semalam.

Kakak korban pun khawatir. Akhirnya dia berusaha mencari tahu nomor ponsel kerabat adiknya, namun usahanya tidak berhasil. Dia pun membuat informasi hilangnya Novi di media sosial Facebook. Namun, korban sendiri masih berada di rumah kerabatnya.

Minggu (29/11/2020) siang Novi berupaya balik ke kos-kosan kakak kandungnya dengan menumpangi angkot menuju area kampus. Tapi, karena kebingungan dengan jalur yang dilewati dan tidak tahu jalan pulang, Novi diturunkan di tengah jalan. Di situlah awal petaka diawali korban.

“Tidak tahu di mana saya diturunkan, tidak lama ada ojek yang lewat, katanya ojek lalu saya naik, tapi saya dibawa di tempat lain. Katanya, kita singgah dulu ada yang saya lupa ambil,” ujar korban saat ditemui di Polres Kendari, Selasa (8/12/2020).

Korban pun dibawa ke sebuah bengkel yang ia tak tahu di daerah mana. Novi mengaku sempat diberi minum teh gelas dalam kemasan, namun setelah minum, ia merasa pusing. Korban selanjutnya dibawa ke rumah orang yang mengaku tukang ojek tersebut.

Menurut gadis yang bekerja di salah satu rumah makan di Kota Kendari itu, di rumah itu ada beberapa orang dengan perawakan tak terurus. Ada pria bertato dan wanita berkelakuan layaknya pria. Di situlah korban dicekoki minuman sehingga membuat dirinya tidak sadarkan diri.

“Karena haus, saya minta minum. Pelaku dia kasih air di botol air kemasan, bening tapi bau alkohol, dipaksa minum. Setelah saya minum langsung pusing, kepanasan dan tidak sadarkan diri. Sempat saya dengar saya mau diapa-apakan (dilecehkan) dua orang,” ungkap korban.

Setelah beberapa lama tidak sadarkan diri, ia pun terbangun dengan kondisi tubuh tanpa busana dan merasa tidak nyaman di bagian vitalnya. Di tempat itu, dirinya sempat mengenali sejumlah nama.

Di hari yang sama, Novi lalu dibawa ke kos-kosan yang berada di kawasan Kelurahan Mataiwoi. Di sana dirinya kembali mengalami pelecehan seksual dan penganiayaan. Pasalnya, korban diancam agar tidak melarikan diri dan tidak berkomunikasi dengan warga dekat kos.

Tapi, korban dibiarkan bergaul dengan komplotan mereka. Karena di bawah ancaman, Novi terpaksa mengakrabi mereka. Sejumlah nama dan tampang orang-orang tersebut dikenalinya. Hingga ia dikenalkan oleh seorang mucikari.

“Dia (mucikari) sempat bawa saya di hotel, bonceng tiga. Satu taman saya main dengan orang lain. Saya ditawari uang Rp500 ribu untuk berhubungan tapi saya tidak mau. Karena sudah terlanjur di hotel, akhirnya tukang bersih-bersih hotel yang disuruh berhubungan dengan saya,” urai Novi.

Novi mengaku, di hotel ia sempat lari menuju jalan utama. Namun dirinya bingung mau ke arah mana dan di saat yang sama rekan pelaku mengejarnya. Mereka menganiaya korban di bagian belakang lalu membawa korban kembali ke kos-kosan.

Terhitung lima hari Novi berada di bawah kendali komplotan itu. Korban mengatakan dirinya sempat berinteraksi dengan warga tetangga kos-kosan, tapi ia dilarang untuk bercerita kejadian sebenarnya. Novi berpikir itulah saatnya dirinya meminta pertolongan.

Dia lalu memberanikan diri berkomunikasi dengan seorang ibu tersebut lalu menceritakan yang sebenarnya. Ia kemudian diamankan dan disembunyikan dari kawanan pelaku selama tiga hari. Aksi penyelamatan dilakukan ketika kawanan pelaku sedang meninggalkan indekos.

Novi ditempatkan di sebuah kamar kos yang kosong selama tiga hari, tetapi sempat diberi makan dan pakaian ganti oleh warga tersebut. Warga itu pun mulai mencari-cari informasi tentang keluarga korban dengan berselancar di media sosial.

Sang warga akhirnya menemukan postingan kakak korban di Facebook lalu menghubungi nomor telepon yang tertera di selebaran informasi itu. Kakak korban awalnya mengaku tak percaya. Sebab, sejak memuat postingan itu, banyak orang yang menghubungi dirinya tapi informasinya tidak benar.

“Saya suruh ibu itu kasi dengar suaranya adeku kalau benar adeku. Ternyata saya dengar suaranya betul. Saya panggil teman-teman untuk menjemput di kos-kosan, adeku selamat langsung saya bawa pulang,” jelas kakak korban.

Di kos-kosan itu, mereka tidak lagi melihat kawanan pelaku. Tapi sempat menemui remaja yang kenal dengan kawanan tersebut, sempat diinterogasi kemudian dibiarkan pulang. Senin (7/12/2020) korban ditemani kakak kandungnya melaporkan kasus tersebut di Kepolisian Resor (Polres) Kendari.

“Kita ingin polisi bekerja serius mengungkap kejahatan ini sehingga pelaku segara ditangkap dan kami bisa mendapatkan keadilan,” pungkas dia. (A)

 


Reporter: Fadli Aksar
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini