Anton Timbang Dinilai Lebih Layak Jadi Ketua Kadin Sultra

pengamat ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Syamsir Nur
Syamsir Nur

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Panitia Musyawarah Provinsi (Musprov) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengerucutkan dua calon ketua umum, Anton Timbang melawan calon petahana La Mandi.

Keduanya dinilai memenuhi persyaratan administrasi dan dukungan kadin daerah. Dua nama teratas ini akan saling sikut merebut kursi Ketua Kadin Sultra pada Musprov 11 sampai 12 Januari 2021. Perebutan tahta tersebut disorot pengamat ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Syamsir Nur.

“Saya secara pribadi mengatakan lebih layak Pak Anton Timbang daripada Pak Mandi. Dari sisi jejaring, kemudian kemampuan membangun komunikasi dengan pemerintah juga penting,” kata Syamsir Nur saat dihubungi, Sabtu (9/1/2021).

Pasalnya, tutur Syamsir Nur, selama ini Kadin Sultra belum mampu hadir menjadi mitra strategis pemerintah daerah (pemda) untuk mengurai permasalahan ekonomi, khususnya di bidang industri dan perdagangan.

Menurut dia, kadin belum hadir membangun sinergitas dengan pemerintah daerah secara baik. Padahal, peran kadin sebagai mitra strategis harus dapat memberikan solusi terkait masalah-masalah yang ada. Contoh, pada persoalan lapangan kerja, angka kemiskinan, angka pengangguran dan serapan anggaran di pemda.

“Kadin Sultra sejauh ini belum optimal dan belum ada prestasi yang menonjol karena penataan kelembagaan yang belum tuntas dan juga kapabilitas para pengurusnya. Pak Mandi soal penataan kelembangaannya belum tuntas,” urainya.

Membangun tata kelola kelembagaan yang baik, tambah Syamsir, sebagai kunci untuk membuat peran kadin lebih optimal. Tapi kalau secara kelembagaan juga belum tuntas, apalagi merekrut orang-orang yang tidak memahami apa yang harus dikerjakan, tidak kapabel, itu menjadi sulit.

Syamsir mengingatkan siapapun yang menjadi Ketua Kadin Sultra, hal tersebut haruslah diperkuat. Hal lainnya adalah bagaimana membangun daya saing di antara para pelaku usaha dan juga membangun kemitraan dengan pemda agar ekonomi bisa lebih baik.

Masih menurut Syamsir, kadin adalah bagian penting dari pemerintah, jadi dinamika ekonomi di daerah ini, selain ada sektor moneter dan fiskal juga ada sektor ril. Kadin harus bisa menjadi mitra pemerintah untuk mendorong beberapa sektor-sektor ekonomi potensial dalam jangka panjang.

“Yang saya amati bahwa pelaku usaha kita, terutama UMKM kita, yang banyak membentuk denyut nadi ekonomi kita di daerah menghadapi beberapa kendala misalnya dari sisi sumber daya manusia, sisi produksi, dan sisi pemasaran. Kita harapkan kadin bisa masuk ke tengah itu, bagaimana mengurai masalah yang dihadapi oleh para pelaku UMKM kita,” tegasnya.

Ia menilai, walaupun saat ini geliat industri terutama pelaku besar, baik itu investasi asing maupun dalam negeri yang bermodal besar sudah hadir, tetapi paling tidak kadin harus hadir membangun sinergitas bagaimana menghadirkan investasi yang sudah ada ini saling bersinergi dengan UMKM.

Dia menginginkan adanya keterpaduan antara sektor hulu dan hilir. Kadin juga harus mampu mengurai masalah yang dihadapi oleh para pelaku usaha. Misalnya soal kedelai dan bahan pangan lainnya, di Sultra maupun nasional masih sangat tergantung dengan impor.

“Padahal sesungguhnya kita memiliki potensi di sektor itu. Inilah yang diharapkan kepada Kadin agar bisa mendorong pemanfaatan di sektor itu,” tutup Syamsir.(b)

 


Reporter: Fadli Aksar
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini