Fakultas Pertanian UHO Olah Sampah Organik Menjadi Ecoenzim

636
Fakultas Pertanian UHO Olah Sampah Organik Menjadi Ecoenzim
UHO - Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama dengan Dekan Faperta, Marsuki Iswandi serta Pembina sanggar biokomp organik, Agung Yuswana usai melaksanakan kegiatan pembersihan kolam Faperta UHO menggunakan ecoenzim pada Kamis (1/4/2021). (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Fakultas Pertanian (FP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengolah sampah organik menjadi ecoenzim yang memiliki banyak manfaat.

Pembina Sanggar Biokomp Organik, Agung Yuswana menjelaskan, ecoenzim dapat mengatasi masalah sampah, terutama yang organik.

Data terakhir produksi sampah di Kendari sebanyak 229,4 ton per hari, sementara yang diolah menjadi bahan bermanfaat baru 10,34 ton atau sekitar 5 persen. Dan ini yang harus ditingkatkan.

“Kami berharap ecoenzim ini mengakar pada masyarakat, kami mengajak instansi terkait seperti dinas kebersihan, lingkungan hidup, untuk turut mengambil peran di dalamnya dan semestinya tidak boleh tidur,” ujar Agung ditemui setelah kegiatan pembersihan kolam FP menggunakan ecoenzim, Kamis (1/4/2021).

BACA JUGA :  Nilai UTBK Tak Dipakai di SMMPTN UHO 2019

Agung mengatakan, manfaat ecoenzim antara lain untuk menjernihkan air, membersihkan lantai, toilet, mencuci pakaian, membersihkan alat-alat, disinfektan, dan masih banyak lagi tergantung jenis campuran sampahnya.

Dikatakan, kendala pembuatan ecoenzim ini membutuhkan gula aren atau gula jawa. Untuk tiga kilogram sampah dibutuhkan satu kilogram gula aren sebagai bahan campuran.

“Satu kilogram gula aren di sini harganya mungkin antara Rp18 ribu sampai Rp20 ribu. Di tempat lain itu menggunakan melase, limbah cair hasil pembuatan gula pasir,” ujar dosen FP tersebut.

Semua jenis sampah organik dapat diolah menjadi ecoenzim, tapi sampah yang keras seperti kulit durian tidak dianjurkan. Juga bahan yang mempunyai efek gatal seperti kulit nanas tidak dianjurkan untuk kosmetik.

BACA JUGA :  Dalam Waktu Berdekatan, Tiga Prodi Fakultas Teknik UHO Terakreditas B

Di Sultra, menurut Agung, sudah disosialisasikan kepada mahasiswa dan juga alumni dengan harapan bisa dimanfaatkan untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

Dekan FP UHO Marsuki Iswandi mengapresiasi tindakan Sanggar Biokomp Organik yang mengolah sampah organik menjadi ecoenzim yang memiliki banyak manfaat, terutama untuk menyelamatkan bumi.

” Bumi ini keadaanya sekarat, boleh dikata sakit, karena pemanfaatannya yang berlebihan. Intinya tidak terkontrol lebih banyak eksplorasinya dari pada konservasinya,” ucapnya. (A)


Penulis : M11
Editor: Jumriati