ZONASULTRA.COM, KENDARI – Salah satu kandidat Bakal Calon (Balon) Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) periode 2021-2025 Abdi mengaku telah memiliki misi khusus jika terpilih menjadi rektor ke depan.
Dosen asal Fakultas Pertanian (FP) UHO itu sebelumnya menyerahkan dokumen kelengkapan pendaftaran bakal calon ke pihak panitia pada 26 Maret 2021. Abdi menjadi orang terakhir dari 12 figur bakal calon yang mendaftarkan diri di pemilihan Rektor UHO.
Abdi mengatakan, telah meyiapkan langkah-langkah tertentu jika terpilih sebagai rektor UHO. Langkah itu tersusun dalam sebuah konsep yang disebutnya sebagai jalan restorasi yakni berupa penataan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan sistem akademik yang ada di UHO.
“Harus ada upaya membenahi secara serius kedepan, yang belum baik kita perbaiki dan yang sudah baik kita lanjutkan,” katanya saat dihubungi Sabtu (27/3/2021).
Kata Abdi, konsep restorasi jangan dimaknai sebagai sesuatu yang sulit untuk ditafsirkan. Sederhananya lanjut Abdi, konsep restorasi merupakan langkah menuju ke arah perubahan yang mengedepankan kepentingan almamater.
“Jangan dilihat kata retorasi ini seperti revolusi. Pada dasarnya kita ingin menjadikan kampus UHO lebih berintegritas baik di kancah nasional maupun internasional,” jelasnya.
“Proses kepemimpinan di masa lalu tetap harus diapresiasi sebab telah melahirkan banyak perubahan di kampus UHO. Namun tentu kita masih membutuhkan perubahan lebih baik lagi,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama Dosen Jurusan Agrobisnis Fakultas Pertanian itu juga menanggapi mengenai isu yang menyebutkan dirinya tidak memenuhi kategori pencalonan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Senat UHO Nomor 1 tentang Tata Cara Pengangkatan Rektor UHO periode 2021-2025.
Hal itu disebabkan pengalaman manajerialnya sebagai mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi dianggap sudah tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Saat ini terdapat perubahan aturan mengenai status UPT TIK yang kini telah menjadi UPT Bidang non Akademik karena sudah tidak menjadi ex officio Senat Akademik. Sehingga jabatan Kepala UPT tidak lagi diakui sebagai bagian dari pengalaman manajerial.
Keputusan itu tercantum pada surat rekomendasi Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang selanjutnya diadopsi kedalam tata tertib pemilihan Rektor UHO Tahun 2021.
Namun Abdi membantahnya dengan mengatakan UPT yang dipimpinnya kala itu masih menjadi bagian dari kelembagaan Bidang Akademik.”Pada 2014 sampai 2016 Kepala UPT merupakan jabatan fungsional yang berkaitan dengan akademik. Hal itu dibuktikan ketika saya menjadi anggota Senat UHO dengan nomor anggota 37,” terangnya.
Hal itu ucap Abdi, diperjelas oleh surat Dirjen dikti Nomor 0203/E/TP/.01.03/2021 tertanggal 22 Maret 2021 tentang Ralat Penjelasan Syarat Bakal Calon Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri yang menyatakan pengalaman manajemen sumber daya yang dapat diakui antara lain sebagai kepala UPT bidang akademik, kepala biro pada departemen atau universitas, dan jabatan lain setingkat eselon 2.
“Pengalaman itu tentang masa lalu bukan masa kini apalagi masa yang akan datang,” ujarnya.
Ia pun mengaku optimis bakal lolos dalam tahap penyaringan untuk ditetapkan sebagai kandidat calon rektor. Ia yakin panitia bekerja dengan baik dan sesuai prosedur.
“Berdasarkan pengalaman saat saya mendaftar, saya yakin dan optimis bahwa panitia akan bekerja secara objektif dan profesional,” ujarnya.
Sementara itu, ketua panitia seleksi Weka Widayati mengatakan pihaknya menjamin akan menjalankan tugas secara profesional tanpa memihak kepada kandidat calon manapun.
“Kami melaksanakan tugas terukur, akuntabel dan transparan sesuai aturan yang berlaku,” tutupnya. (b)
Penulis: M9
Editor: Ilham Surahmin
