DPRD Hingga Polres Diminta Selesaikan Dugaan Malapraktik di BLUD RS Konawe

DPRD Hingga Polres Diminta Selesaikan Dugaan Malapraktik di BLUD RS Konawe
Puluhan masa yang tergabung dalam Ikatan Gerakan pemuda Tuoy bersatu menggelar aksi unjukrasa terkait kelalaian penanganan medis terhadap bayi yang mengalami cacat seumur hidup, Kamis (10/6/2021).

ZONASULTRA.COM, UNAAHA -Puluhan pemuda Ikatan Gerakan Pemuda Tuoy Bersatu berunjuk rasa meminta DPRD dan Polres Konawe mengusut dugaan malapraktik yang terjadi di BLUD RS Konawe dan meminta Direktur rumah sakit mundur dari jabatannya, Kamis (10/6/2021).

Unjukrasa ini dilakukan akibat insiden kelalaian penanganan medis terhadap bayi yang mengalami cacat seumur hidup. Bayi itu kehilangan sekat tulang rawan hidung. Jendral Lapangan, Sukry mendesak pihak DPRD Kabupaten Konawe membentuk tim pengawasan terkait sistem BLUD RS Konawe yang carut-marut. Dan meminta Polres Konawe agar memproses dan mengusut tuntas kasus insiden medis yang diduga malapraktik itu.

“Kami juga menuntut direktur BLUD RS Konawe dan seluruh yang diduga melakukan kelalaian medis untuk mundur atau dimundurkan dari jabatan masing-masing,” tutup Sukry.

BACA JUGA :  Dinsos Konawe Akui Data Penerima Bansos Amburadul

Sementara, Wakil Ketua II DPRD Konawe, Rusdianto yang menemui massa aksi mengatakan akan menindaklanjuti melalui Rapat dengar pendapat.

“Secepatnya kami akan memanggil pihak-pihak terkait untuk hering,” ucap Rusdianto di gedung DPRD Konawe pada Kamis (10/6/2021).

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinand Sapan menuturkan bahwa, apabila ada kesalahan profesional dalam penanganan, maka yang bertanggungjawab secara profesional ada tenaga mendisnya. Bila itu ada kelemahan manajemen di dalam berarti yang bertanggungjawab lembaga.

BACA JUGA :  Tahun Depan Harmin Ramba Bakal Naikkan Gaji Pegawai Honorer

Ia tidak ingin kasus seperti ini terulang kembali. Dirinya menjelaskan dalam konteks medis ada masalah komplikasi terhadap bayi itu sehingga membutuhkan penanganan.

Penanganan awal yang dilakukan tidak mampu menolong bayi itu, sehingga ditingkatkan penanganan dengan menggunakan alat-alat yang besar kapasitasnya. Namun, konsekuensi alat itu berdampak pada degradasi di bagian tubuh dari bayi itu.

“Posisi pemerintah daerah Konawe, sudah pasti bertanggungjawab pada bayi itu. Melihat kondisi bayi itu pulih dulu, kemudian dilakukan tindakan medis apakah bayi itu kita operasi untuk memulihkan kondisi ke awalnya,” ucapnya. (b)

 


Penulis: M13
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini