ZONASULTRA.COM, KENDARI- Jumardin pria kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 1980 ini membuktikan dengan menjadi agen BRILink kini dirinya memiliki usaha dengan membangun kos-kosan. Ia menjadi agen sejak tahun 2014 silam.
Ia bercerita, awalnya ditawarkan oleh rekannya yang bekerja sebagai pegawai BRI untuk menjadi Agen BRILink saat launching perdana. Jumardin menyambutnya dengan suka cita dan semangat.
Pria yang awalnya seorang petani itu, langsung berani mempertaruhkan modal Rp10 juta ditengah keraguan seperti apa hasilnya dari menggeluti usaha tersebut. Kata dia, memang tak mudah. Dia harus meyakinkan masyarakat untuk bergabung sebagai nasabah.
“Susah sekali cari nasabah, untung ada jualan campuran. Kalau ada yang belanja biasa saya sampaikan ada layanan transfer, tarik tunai, dan pembayaran lainnya,” katanya.
Selanjutnya, pria yang memberanikan diri merantau di Kota Makassar tahun 2003 itu terus belajar hal-hal baru untuk dapat menjalani usaha keagenan lebih baik. Dengan menerapkan konsep pelayanan 24 jam tanpa istirahat, ayah yang kini memiliki tiga anak membuka kiosnya dengan senyuman tanpa henti.
Selain itu, ia menyadari pelayanan yang ramah dan terbuka menjadi salah satu faktor pelanggan tertarik bertransaksi di tempatnya. Untung pula, Jumardin memiliki lokasi usaha tak jauh dari pusat kota. Hanya sekitar 5 menit dari Jalan AP Pettarani, Makassar.
Selain itu, bisnisnya keagenannya berkembang karena memang perantau asal Jawa mendominasi daerah tempat usahanya. Sehingga kebutuhan pengiriman dana pun tinggi.
“Orang Jawa biasanya kalau pulang kerja mereka langsung menyetor disini. Mereka tidak simpan uang di rumah,” ujarnya.
Dirinya pun bersyukur, dengan sistem sharing fee 50:50 dengan pihak BRI untuk satu kali transaksi, menurutnya, BRI memberi kesempatan bagi dirinya untuk mengembangkan usaha yang sangat menjanjikan itu.Jumardin mencatat rata-rata transaksi per harinya mencapai 100 nasabah, bahkan bisa mencapai 5 ribu nasabah per bulan.
Ia mengungkapkan usaha keagenan bukanlah usaha yang lumrah pada 2014 lalu sehingga butuh kerja keras memperkenalkan ke masyarakat. Dia bahkan kini telah mendapat peringkat pertama sebagai transaksi agen BRILink terbesar sekaligus pertama di BRI Kantor Cabang Panakkukang, Makassar. Keuntungan yang diraih dari pekerjaan sebagai Agen BRILink, ia memanfaatkan untuk memperbaiki rumah, membeli motor hingga membuat usaha kos-kosan.
“Semenjak menjadi Agen BRILink, sudah banyak fasilitas yang didapatkan dari BRI. Seperti TV, HP dan mesin hitung uang, dan lain-lain,” jelasnya
Direktur Jaringan dan Layanan BRI Arga M. Nugraha mengungkapkan, BRI terus memperkuat penetrasi agen BRILink sebagai laku pandai untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat di penjuru daerah. Per akhir Mei 2021, BRI memiliki 458 ribu Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kehadiran Agen BRILink sebagai Laku Pandai dari BRI diharapkan membawa dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” ujarnya.
Arga menambahkan, sejauh ini ada dua cara yang dilakukan BRI untuk menghadirkan layanan keuangan melalui Agen BRILink. Pertama, layanan diberikan kepada masyarakat mengandalkan mesin EDC. Kedua, layanan perbankan bisa diberikan melalui smartphone yang sudah dipasang aplikasi BRILink Mobile pada tiap agen.
“Pada beberapa kawasan tertentu yang sulit jaringan telekomunikasi, BRI menghadirkan layanan dengan mengandalkan jaringan satelit milik perusahaan untuk disambungkan kepada para agen,” terangnya.
memulai usaha dengan membuka kios kelontong. Meski tak besar, keuntungan 10 persen dari setiap penjualannya setiap hari mampu mencukupi kehidupan keluarga kecilnya. Kalau misalnya dapat Rp1 juta per hari, keuntungan cuma Rp100 ribu.
Bisa dibilang keadaan pas-pasan tersebut dilakoninya sekitar 10 tahun lamanya. Hingga akhirnya tantangan berikutnya muncul, yakni menjadi agen BRILink. (adv)