Idap Infeksi Paru-paru dan Saraf Terjepit, Sitti Maesyaroh Butuh Uluran Tangan

217
Idap Infeksi Paru-paru dan Saraf Terjepit, Sitti Maesyaroh Butuh Uluran Tangan
DONASI - Pamflet open donasi Siti Meesyaroh yang mulai di sebar di berbagai media Sosial (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Siti Maesyaroh (23) membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk mengobati penyakit infeksi paru-paru dan saraf terjepit yang dideritanya.

Alumni Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari ini terdiagnosis saraf terjepit usai mengalami kecelakaan motor 2020 lalu.

Salah satu sahabat dekatnya, Jumi Fitri Untung (23), yang juga rekannya semasa kuliah menceritakan, Saroh, sapaan akrab Maesyaroh terpeleset saat mengendarai motor di kawasan kampus UHO.

Akibat menahan motor saat jatuh, berminggu-minggu kemudian Saroh mulai merasakan sakit pada bagian belakangnya.

Awalnya, Saroh menganggap sakit yang ia rasakan hanya keseleo biasa, namun rasa sakit itu tak kunjung hilang.

Jumi membeberkan, Saroh telah mengonsumsi obat herbal hingga obat di apotek, bahkan mengurut bagian tulang punggungnya agar segera sembuh.

BACA JUGA :  Sulkarnain Mulai Gunakan Mobil Dinas Pelat DT 1 E

“Alternatif itu semua sudah ia lakukan, tetapi tidak ada perubahan, malah berat badannya semakin menurun. Setelah berbagai upaya dilakukan, Saroh putuskan untuk periksa ke dokter dan dirontgen di daerah saraf terjepit. Alhasil, tulang punggungnya ternyata bergeser,” terang Jumi saat dihubungi, Jumat (13/8/2021).

Saroh sudah menderita penyakit tersebut selama setahun satu bulan. Ia juga pernah diopname di RS Korem Kendari hingga digips, namun tetap tidak ada perubahan.

Saat Saroh berjuang melawan penyakitnya, ibunya justru jatuh sakit dan meninggal dunia dua bulan lalu. Sesuai permintaan keluarga, ibunya dimakamkan di Jawa. Saroh pun ikut ke Jawa.

“Tapi kondisi kesehatannya semakin menurun karena dia juga kepikiran ibunya,” ungkap Jumi.

Sedangkan ayah Saroh, lanjutnya merupakan pedagang mainan keliling dan di tengah pandemi penghasilannya hanya Rp50 ribu per hari.

Dan dua minggu lalu Saroh kembali rasakan sesak napas terus menerus. Ia merasakan sesak setiap beraktivitas.

Lantaran tak bisa lagi menahan sesak, Saroh dilarikan ke RS Santa Anna Kendari.

“Saroh mendapatkan perawatan melalui jalur BPJS. Dan bapaknya sekarang tidak kerja lagi. Saroh optimis sembuh, tapi terkendala biaya untuk pengobatan. Semoga ada dermawan yang bisa membantu meringankan beban teman kami itu,” tutup Jumi. (b)


Penulis : M17
Editor: Jumriati