ZONASULTRA.ID, KENDARI – Sebanyak 280 wanita yang berasal dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Sulawesi Tenggara (Kemenag Sultra), DWP Kemenag kabupaten kota, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, serta masyarakat umum melakukan tes iva dan sadanis gratis di aula Kanwil Kemenag Sultra, Rabu (10/8/2022).
Ketua DWP Kanwil Kemenag Sultra Muliawati Zainal Mustamin mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka menyongsong hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 yang diinisiasi oleh DWP Kemenag RI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI.
“Di Kanwil ini khusus untuk wilayah Sultra. Target yang diberikan tiap provinsi berjumlah 150 orang, namun karena antusias anggota DWP dan masyarakat di sini tinggi jadi hari ini melampaui target,” ucapnya.
Ia menjelaskan, tes IVA adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, tes IVA adalah cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat. Sementara tes sadanis atau periksa payudara klinis adalah pemeriksaan pada payudara oleh tenaga kesehatan (nakes) terlatih.
Kata Muliawati, kegiatan tersebut penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks dan payudara, sehingga sedini mungkin bisa diketahui agar bisa lebih awal dilakukan pemeriksaan dan penanganan. Ia berharap, dengan kegiatan tersebut wanita Indonesia bisa bebas dari kanker serviks dan kanker payudara.
Dikutip dari Sehatnegeriku.kemkes.go.id yang terbit pada 2 Februari 2022, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih Rp7,6 triliun. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati