Cegah DBD, Dosen Prodi Ilmu Keparawatan UMW Kendari Gelar PKM di Puskesmas Abeli

Cegah DBD, Dosen Prodi Ilmu Keparawatan UMW Kendari Gelar PKM di Puskesmas Abeli
Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dosen Program Studi, Ilmu Keperawatan, Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari, melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Puskesmas Abeli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Kamis 25 Juli 2024.

ZONASULTRA.ID, KENDARI-Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dosen Program Studi, Ilmu Keperawatan, Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari, melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Puskesmas Abeli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Kamis 25 Juli 2024.

Kegiatan ini mengusung tema “Penyuluhan Mengenal Tanda dan Gejala DBD” dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai demam berdarah dan pencegahannya yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap meningkatnya kasus demam berdarah akhir-akhir ini.

Untuk peserta yang hadir sebanyak 20 warga saat perkunjug ke Puskesmas Abeli. Dihadiri juga enam Dosen Prodi Ilmu Keparawatan, diantaranya Waode rahmadania, Yulli fety Waode aisa Zahira, asri dwi novianti, islamiyah

Penyakit DBD sendiri adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis.

Ketua Tim kegiatan PKM UMW Kendari, Islamiyah mengatakan penyuluhan ini, masyarakat diberikan informasi mengenai gejala DBD, cara penularannya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan penyakit ini.

“Melihat pasien DBD sebanyak 240 di kota Kendari, kami punya ide dengan teman-teman untuk mengadakan penyuluhan supaya DBD bisa di kenali, tau tanda kejalanya, terus bagimana mencegah,” katanya saat ditemui di ruangannya, pada Jumat (8/11/2024)

Selaim itu, dia mengukapkan bahwa kegiatan penyuluhan kemarin, bukan hanya mengenali tanda DBD tapi bagimana pencegahan dengan melakukan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

“Pada fase awal DBD masih seperti demam biasa, akan tetapi ada satu fase dimana demam turun atau suhu badannya turun, akan tetapi pada fase ini justru adalah fase kritis karena trombosit menurun secara drastis dan jika tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat maka akan masuk ke kondisi syok yang di kenal dengan Dengue Shock Syndome (DSS). Oleh karena itu penyuluhan pengenalan tentang tanda gejala DBD ini dirasa sangat perlu untuk mencegah hal tersebut,” pungkasnya.

 


Reporter : Sutarman