Dua Orang TKA di Morosi Diduga Spionase Asal Tiongkok

Dua Orang TKA di Morosi Diduga Spionase Asal Tiongkok
SEMINAR - Para pemateri seminar regional pada rangkaian pengukuhan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bombana, yang digelar di auditorium kantor bupati setempat, masing-masing Prof. DR. La Ode Masihu Kamaluddin, Ir. H. Kasra Jaru Munara, DR. Eka Suaib dan DR. Lukman Abunawas pada Rabu (21/12/2016). (Jumrad/ZONASULTRA.COM)
Dua Orang TKA di Morosi Diduga Spionase Asal Tiongkok
SEMINAR – Para pemateri seminar regional pada rangkaian pengukuhan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bombana, yang digelar di auditorium kantor bupati setempat, masing-masing Prof. DR. La Ode Masihu Kamaluddin, Ir. H. Kasra Jaru Munara, DR. Eka Suaib dan DR. Lukman Abunawas pada Rabu (21/12/2016). (Jumrad/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Dua orang warga negara asal Tiongkok yang menjadi tenaga kerja asing (TKA) di perusahaan tambang Morosi, kabupaten diindikasikan merupakan spionase (mata-mata) dari negaranya.

“Kedua orang TKA itu terindikasi kuat melakukan gerakan spionase (memata-matai) oleh pihak intelijen Polda, yang memantau pergerakan tenaga kerja di tambang Morosi,” ujar Sekretaris Daerah Sultra, DR. Lukman Abunawas saat menjadi pemateri pada Seminar regional dengan tema Kepemimpinan Daerah yang berkeadilan dan berdaya saing memenangkan masa depan Indonesia, di Rumbia, Ibukota Bombana, Rabu (21/12/2016).

Indikasi melakukan gerakan spionase tersebut lanjut Mantan Bupati Konawe dua periode ini, nampak ketika keduanya bergabung dan menyusup saat digelar aksi bela islam jilid III yang lebih dikenal dengan sebutan aksi 212.

“Informasi itu telah disampaikan ke Pemprov Sultra dan ditindaklanjuti berupa menyurat ke Presiden RI soal gerakan siponase itu,” kata Lukman.

Lukman tidak menyebut nama maupun inisial dari kedua orang mata-mata itu, tetapi ia meminta kepada semua pihak khususnya imigrasi, untuk tetap waspada dan melakukan upaya pencegahan agar TKA tidak melakukan gerakan yang lebih membahayakan daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adanya gerakan spionase asal Tiongkok diungkap saat menjawab pertanyaan Aflan Zulfadly, anggota DPRD Bombana tentang isi materi seminar dengan sub tema “Mewujudkan Sultra sebagai Sentra Pelayanan Strategis Market Regional Indonesia Timur” yang dibawakan oleh Lukman Abunawas.

(Baca Juga : Sepanjang 2016 Kantor Imigrasi Kendari Deportasi 42 TKA)

“Arus pekerja asing yang membanjiri Sultra belakangan ini nyaris tak terbendung lagi. Ironisnya, data mereka kebanyakan tidak jelas apakah menggunakan visa kunjungan atau visa untuk kerja,” ungkap Aflan.

Oleh karena tidak jelasnya data keimigrasian mereka, lanjut mantan Dirut PT Trias Jaya Group ini, apakah ada yang bisa menjamin bahwa di Sultra ini adalah hanya sebagai pekerja atau juga menyusup untuk memata-matai.

“Kita tidak bisa menjamin amannya negeri ini, setelah belakangan kita diserbu para TKA,” ujar politisi PKS ini. (B)

 

Reporter : Jumrad
Editor      : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini