Gandeng BI, Konawe Target Produksi Gaba 9 Ton Perhektar

Gandeng BI, Konawe Target Produksi Gaba 9 Ton Perhektar
PERESMIAN : Sekda Konawe, Muhammad Ridwan Lamaroa bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) cabang Sultra, usai meresmikan rumah pupuk organik di Desa Nario Indah, Kecamatan Anggatoa, Konawe. (Restu Tebara/ZONASULTRA.COM)
Gandeng BI, Konawe Target Produksi Gaba 9 Ton Perhektar
PERESMIAN : Sekda Konawe, Muhammad Ridwan Lamaroa bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) cabang Sultra, usai meresmikan rumah pupuk organik di Desa Nario Indah, Kecamatan Anggatoa, Konawe, Selasa (13/3/2017). (Restu Tebara/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, UHAAHA – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe menjalin kemitraan dengan Bank Indonesia meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Konawe.

Bank Indonesia (BI) menyokong program peningkatan hasil pertanian di Konawe, baru saja meresmikan rumah pengolahan pupuk organik, yang juga merupakan bantuan program sosial BI, sekaligus sebagai pashing out project klaster ketahanan pangan padi sawah di Konawe.

Sekertaris Daerah (Sekda) Konawe, Ridwan Lamaro menjelaskan, saat ini rata-rata produksi padi mencapai 6 ton perhektar dalam sekali panen, sehingga dukungan BI adalah bentuk keseriusan untuk mengsukseskan swasembada pangan.

“Kita berharap program ini tidak berakhir, namun tetap bersinergi dan terus bisa meningkatkan produksi pertanian, melalui program Perisai pemda Konawe serta program sosial yang melekat di BI ” Kata Ridwan usai peresmian rumah pupuk organik di Desa Nario Indah, Kecamatan Anggatoa, Konawe, Selasa (13/3/2017)

Bantuan rumah pupuk organik ini lanjut mantan Kadis Pendidikan Konawe, sangat membantu petani, pasalnya hampir semua jenis komoditas pertanian menggunakan pupuk berbahan kimia dan pestisida.

“Dikhawatirkan semakin lama tubuh masyarakat dipenuhi dengan peptisida, maka program pengolahan dan penggunaan pupuk organik dinilai sangat tepat,” imbuhnya

Di tempat yang sama, Kepala perwakilan BI Sultra, Minot Purwahono juga mengapresiasi antusias warga dalam menyambut program bantuan BI. Pasalnya, zaman sekarang agak sulit membuat petani mengubah pola atau teknik menanamnya.

Berita Terkait : Konawe Jadi Sentra Beras, BI Tingkatkan Klaster Ketahanan Pangan Padi Sawah

“Setelah petani memanen, padi dan tanahnya akan uji coba di laboratorium untuk melihat kandungan peptisidanya, dan baiknya di daerah lain, kami lihat kandungan peptisidanya berada diambang minimal,” ujarnya.

Ia mencontohkan, salah satu daerah yang berhasil mengembangkan padi organik ada di Semarang, yang awalnya hanya memproduksi 8 ton perhektar, kini sudah mencapai 13 ton perhektar, dan luas lahan panen juga semakin bertambah. (B)

 

Reporter : Restu Tebara
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini