ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejak sebulan direlokasi dari Pasar Panjang ke Pasar Sentral Wuawua, para pedagang mengaku mengalami kerugian, disebabkan sepinya pembeli yang datang ke pasar tersebut.
Seperti yang diungkapkan pedagang ikan segar, Ibrahim mengakui pengunjung masih sangat sepi, sejak sebulan lalu pindah menempati lods di pasar Sentral Wuawua untuk berjualan. Saat ditanya apakah terjadi penurunan pendapatan, dia membenarkan jika penghasilan yang diperoleh sebelum pindah, jauh berbeda dengan berjualan di pasar panjang.
Di pasar panjang, penjual ikan segar ini, bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 200 ribu per hari. Namun, sejak relokasi ke pasar sentral seharinya dia memperoleh penghasilan bersih Rp 100 ribu. Para pedagang yang sebelumnya berdagang di Pasar Panjang ini, mengeluhkan mengalami kerugian.
Hal serupa juga dialami, padagang sayuran dan sembako, Johar menyebutkan hampir sama sejak sebulanan menempati lods, kendala yang dirasakan, masih sepinya pembeli. Sehingga jualan, mereka tidak laku dan kadang rusak.
“Kalau sayuran rusak kan kita jadi rugi, kalau kayak dagangan lain nda masalah, tapi kita juga tetap rugi karena nda dapat penghasilan dalam sehari,” jelas Johar saat diwawancarai di Pasar Wuawua Kendari, Senin (3/4/2017).
Dia menuturkan jika lebih banyak mendapatkan penghasilan di Pasar Panjang, karena lokasi lebih ramai pengunjung. Penghasilan yang bisa didapatkan dalam sehari bisa mencapai Rp 4 juta. Namun, setelah pindah di Pasar Wua-Wua keuntungan yang diperoleh hanya berkisar Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu per hari.
“Harga di sini lebih murah daripada di Pasar Panjang. Di sini kalau sudah agak jelek tidak dibeli, berbeda dengan waktu di pasar panjang biar sayuran sudah layu tetap dibeli. Mungkin karena tempat yang strategis di pinggir jalan raya yang selalu dilewati masyarakat, jadi tidak perlu masuk ke dalam pasar,” jelasnya.
Berita Terkait : Tak Ada Penyampaian Tertulis untuk Pembongkaran Kios, Pedagang Pasar Panjang Kecewa
Harapan mereka, pedagang pinggir jalan di relokasi satu tempat dan berpusat di pasar sentral ini, agar pasar menjadi padat pengunjung. Selain itu, mereka juga meminta untuk tidak diberlakukan retribusi parkir, penyediaan tempat sampah untuk penjual ikan segar. Sehingga lods mereka bisa terlihat bersih dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
“Kalau ada uang parkir, pembeli tidak bisa keluar masuk berulang kali untuk masuk ke pasar. Pada akhirnya pembeli malas datang ke pasar,” ungkap Ibrahim.
Sebagai informasi, pedagang ikan segar mengontrak lods ukuran 1,5 meter x 2 meter dengan harga Rp 25 juta per 12 tahun. Sedangkan untuk lods sayuran dan sembako ukuran 9 meter x 2 meter sebesar Rp 140 juta. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose