ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, sepanjang bulan Mei tahun ini, Sultra membeli komoditi bahan bakar mineral, mesin dan pesawat mekanik, dan perabot rumah tangga dari luar negeri (impor).
Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto mengatakan, nilai impor Sultra pada Mei 2017 tercatat 33,78 juta dolar Amerika atau mengalami penurunan sebesar 49,19 persen dibandingkan impor April 2017 yang tercatat 66,48 juta dolar Amerika.
Sementara, volume impor tercatat 87,03 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 15,15 persen dibanding impor bulan sebelumnya sebesar 102,57 ribu ton.
“Lima tahun terakhir, volume impor Sultra dari 2013 sampai dengan 2016 menunjukkan tren meningkat,” tulisnya dirilis berita resmi statistik BPS di Kendari, Rabu (5/7/2017).
Sama halnya juga dengan nilai impor yang menunjukan tren peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan 2014. Akan tetapi pada dua tahun terakhir (2015 dan 2016) menunjukan trend menurun. Hingga bulan Mei tahun ini, volume impor mencapai 523,95 ribu ton dengan nilai 371,95 juta dolar Amerika.
“Nilai tahun ini sudah melebihi capaian dari tahun sebelumnya,” tambahnya.
Secara keseluruhan, komoditi yang diimpor oleh Sultra sepanjang bulan Januari hingga Mei tahu ini mencapai 523,95 ribu ton atau senilai 371,95 juta dolar Amerika. Angka ini jauh melambung bila bandingkan jumlah impor komoditi pada rentang waktu yang sama di tahun 2016 lalu.
Dimana, tahun lalu tercatat 265,85 ribu ton atau senilai 145,22 juta dolar Amerika. Artinya, volume impor komoditi Sultra naik menjadi 97,08 persen dengan nilai 156,13 persen.
Baca Juga : Selama April 2017 Komoditi Ini yang Selalu Diimpor Sultra
Dia menyebutkan impor Sultra untuk komoditi bahan bakar mineral dengan volume 45,82 ribu ton (52,65 persen) atau senilai 24,89 juta dolar Amerika (73,66 persen), komoditi barang dari batu, gips, semen, asbes, mika atau bahan sejenisnya dengan volume 38,71 ribu ton (44,48 persen) atau senilai 5,38 juta dolar Amerika (15,92 persen), dan lainnya.
Untuk tempat asal impor, Singapura mendominasi jumlah pemasok komoditi yang masuk ke Sultra dengan volume 45,82 ribu ton (52,65 persen) atau senilai 24,89 juta dolar Amerika. Itu artinya, 73,67 persen komoditi tersebut dipasok oleh Singapura.
Tiongkok menduduki posisi kedua dengan volume impor 41,21 ribu ton (47,35 persen) atau senilai 8,90 juta dolar Amerika (26,33 persen).
Sedangkan untuk pelabuhan bongkar impor, pasokan ini kebanyakan masuk melalui pelabuhan Baubau senilai 45,82 ribu ton (52,65 persen), senilai 24,89 juta dolar Amerika, atau 73,66 persen dari total komoditi yang masuk ke Sultra.
Kemudian pelabuhan Kendari dengan volume 41,21 ribu ton (47,35 persen), senilai 8,90 juta dolar Amerika atau 26,33 persen dari total komoditi yang masuk ke Sultra. (C)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Abdul Saban