ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat Kota Kendari pada Juli 2017 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 128,76.
Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto mengatakan, inflasi yang terjadi di Kota Kendari masih disebabkan oleh bahan makanan yaitu sayur-sayuran dan ikan. Berdasarkan catatan BPS penyebabnya karena naiknya enam indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,61 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,38 persen, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,15 persen, sandang 0,13 persen serta kesehatan 0,06.
“Sedangkan indeks harga yang mengalami penurunan yaitu perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,26 persen,” jelas Atqo saat rilis resmi di Kantor BPS Sultra, Selasa (1/8/2017).
Atqo menyebutkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah ekor kuning, layang atau benggol, rambe, cakalang atau sisik tomat buah, bawang merah, katamba, cabai rawit, bawal serta sepeda motor.
“Pengaruh cuaca buruk belakang ini dan kapal yang menangkap ikan itu berkurang, sehingga mengurangi hasil penangkapan ikan,” ujar dia.
Sementara itu, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah bayam, kangkung, sawi hijau, bahan bakar rumah tangga, kacang panjang, bawang putih, jantung pisang, terong panjang, kelapa serta ayam hidup.
Baca Juga : Inflasi Tinggi, BI Himbau Warga Kendari Tanam Sayur di Pekarangan Rumah
Dia mengatakan tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Juli) 2017 tercatat 5,82 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016) 5,84 persen. Sedangkan, laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Juli) 2016 3,04 persen dan laju inflasi year on year (Juli 2016 terhadap Juli 2015) tercatat sebesar 4,38 persen.
Untuk diketahui, dari 11 kota di Pulau Sulawesi, semua kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 2,44 persen dengan IHK 134,83, sedang inflasi terendah tercatat di Palopo (Provinsi Sulawesi Selatan) dan Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 0,05 persen dengan IHK masing-masing 127,47 dan 132,16. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati