Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan

Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan, Puncak Ahuawali Konawe
PUNCAK AHUAWALI- Momen pagi hari diatas Puncak Ahuawali, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe saat kabut dan awan menyelimuti pedesaan, Minggu (29/10/2017). (Foto: Muhammad Adhan Irham)

ZONASULTRA.ID, KONAWE – Pesona alam Sulawesi Tenggara (Sultra) memang tidak ada habisnya bila dieksplor. Ada wisata bahari, alam dan kuliner patut kunjungi ketika berada Bumi Anoa Ini.

Trip Zonasultra kali ini akan mengajak Anda menikmati pesona keindahan alam Puncak Ahuawali yang berada di Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe.

Meski terbilang baru, objek wisata “Negeri di Atas Awan” di Kabupaten Konawe menawarkan panorama alam pegunungan dengan pepohonan asri serta lukisan awan yang indah dan menakjubkan mata semakin populer di kalangan wisatawan.

Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan, Puncak Ahuawali Konawe
Puncak Ahuawali

Puncak Ahuawali berada di atas ketinggian sekitar 750 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) itu, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Jaraknya sekitar 65 kilometer dari ibu kota Provinsi, Kendari dengan waktu tempuh rata-rata dua jam.

Ada dua rute perjalanan yang dapat dipilih melalui jalur poros Kendari- Tirawuta Kolaka Timur (Koltim) atau Kendari- Mowila Konawe Selatan (Konsel).

Saat memasuki kawasan desa Ahuawali, Anda akan langsung dimanjakan dengan keindahan pegunungan ilalang di sisi kanan yang sangat memanjakan mata ditambah lagi kondisi alam sekitar masih sangat terawat.

Hamparan padang savana begitu luas dan jenis pepohonan berbaris rapi menjadi pemandangan daratan dari gunung ini. Keindahan warna hijau, emas kekuningan dan hembusan angin yang sejuk menyambut kala Anda mendaki di sore hari.

Jika ingin mendapatkan momen senja yang indah, lebih baik Anda mendaki sore hari menjelang matahari terbenam agar dan supaya Anda tidak kepanasan. Untuk mendapatkan hasil jepretan dengan momen terbaik ketika menjelang matahari terbit, Anda akan merasakan berada di atas awan layaknya daerah lain seperti Tanah Toraja, Sulawesi Selatan (Susel) dan Tangkeno, Kabaena, Bombana.

(Baca Juga : Pesona Wisata Namu, Keindahan Alam di Pesisir Konsel)

Sejumlah wisatawan dan pendaki yang hendak mengabadikan keindahan panorama alam dan lukisan awan indah yang menakjubkan mata di lokasi ini rela mengelar tenda, Sabtu (28/10/2017) dore demi memuaskan mata sambil berselfie ria.

Momen negeri di awan juga tidak akan berlangsung lama dipandangan mata, sebab ketika matahari semakin menampakan wujudnya dengan seketika kabut dan awan akan mulai menghilang.

Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan, Puncak Ahuawali Konawe Terlihat suasana aktivitas tambang disisi kanan bukit Ahuawali, Sabtu (28/10/2017)

Obyek wisata ini perkenalkan warganet di media sosial. Sontak hal tersebut membuat para traveler dan pencinta jelajah alam tertarik dan tertantang untuk menaklukan gunung itu.

Kepala Desa Ahuawali, Sugeng (34) mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir banyak pendaki yang sudah berdatangan untuk mengeksplore keindahan puncak Ahuawali.

“Seringan orang naik itu malam minggu, ini udah beberapa kali ramai orang datang,” ungkap Sugeng saat ditemui di kediamannya.

Sugeng menilai animo masyarakat mungkin akan terus meningkat, seiring bergulirnya informasi keberadaan puncak itu. Ia pun memberikan pesan kepada pendaki sebelum hendak memasuki kawasan wisata alam itu.

Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan, Puncak Ahuawali Konawe
Puncak Ahuawali

Diantaranya, dilarang untuk meninggalkan titik api ketika hendak turun. Kemudian dilarang untuk menyimpan dan membuang sampah palstik dan kertas di atas bukit. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk menjaga kelestarian alam kita.

Meski begitu, keindahan alam Ahuawali akan terancam karena di sisi kiri bukit ada beberapa titik aktivitas penggalian tanah yang tergolong dalam kategori tambang.

Beberapa harapan dari masyarakat desa menginginkan agar aktivitas tambang tersebut dihentikan oleh pemerintah karena bisa mengancam keberlangsungan pelestarian alam sekitar.

Salah satu pengunjung, Fajar (22) mahasiswa lulusan Univeristas Halu Oleo (UHO) mengatakan, aktivitas tambang sangat disayangkan karena izin pengalian itu bisa mengancam bukit secara perlahan.

(Baca Juga : Cerita di Balik Keindahan Puncak Ahuawali, Mulai Jejak Wali Hingga Paralayang AURI)

“Lama-lama ini bisa hilang dan habis, dan wisata ini akan terancam,” pungkasnya.

Untuk diketahui, desa Ahuawali berada diantara desa Sonai dan Pohuopa yang ditinggali oleh warga transmigrasi Jawa Barat (Jabar) seperti Cimahi dan Sumedang sekitar 100 kepala keluarga. (A)

 


REPORTER : ILHAM SURAHMIN
EDITOR : KIKI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini