ZONASULTRA.ID, KENDARI – Desa Wisata Namu kini menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk berlibur. Tak hanya masyarakat lokal, keindahan alam wisata Desa Namu juga mulai memikat wisatawan nasional.
Pemandangan alam hutan dan lautnya menjadi perpaduan tersendiri di desa ini. Garis pantai yang panjang, air laut yang jernih, butiran pasir putih kecoklatan serta pohon kelapa yang berbaris rapi menambah nilai eksotis lokasi wisata satu ini. Lingkungan Desa Namu juga terjaga dengan baik dan jauh dari polusi.
Secara administratif Desa Namu berada di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Untuk mencapai desa ini, satu-satunya akses adalah melalui jalur laut dari Pelabuhan Rakyat Desa Langgapulu, Kecamatan Kolono Timur dengan jarak tempuh sekira 30 menit tergantung kondisi cuaca.
(Baca Juga : 7 Surga Wisata Tersembunyi di Sulawesi Tenggara)
Dari Kendari, ibukota Provinsi Sultra, jarak Desa Langgapulu sekitar 70 km dengan waktu tempuh standar 2,5 jam menggunakan roda dua atau roda empat. Soal biaya tak perlu ragu. Berwisata ke Desa Namu terbilang cukup murah dan tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Para pemilik kapal di Desa Langgapulu membanderol biaya sebesar Rp 500 ribu untuk satu kali perjalanan ke Desa Namu. Itu sudah termasuk antar jemput.
Di Desa Namu juga sudah tersedia homestay. Pemilik homestay mengenakan tarif yang bervariasi untuk satu kali menginap. Jika hanya menginap, tarif yang dikenakan sebesar Rp 25.000 per orang per malam. Namun jika ditambah makan, maka tarifnya akan menjadi Rp 50.000 per orang per malam. Itu hanya untuk sekali makan. Jika pemilik rumah menyediakan makan lebih dari sekali, maka tarifnya juga akan bertambah.
Namun, kalangan anak muda dan penggiat wisata biasanya lebih memilih mendirikan tenda untuk camping ketimbang menginap di homestay yang sudah disediakan warga sekitar.
Soal air bersih, juga tak perlu khawatir. Desa Namu memiliki sumber air yang melimpah. Setiap rumah penduduk sudah dialiri air dari pipa-pipa yang dipasang di bak penampungan utama yang berada di atas gunung.
(Baca Juga : Pulau Bokori, Pulau Tengah Laut yang Eksotis)
Namun soal listrik, seperti daerah kepulauan lainnya di Sultra, listrik di Desa Namu juga belum menyala 24 jam. Warga di desa ini hanya mengandalkan genset untuk penerangan malam hari, mulai pukul 18.00 Wita sore hingga pukul 22.00 Wita malam. Untuk biaya bahan bakar genset, warga di desa ini pun patungan.
Arlan (30), salah satu pelaku wisata Desa Namu mengatakan, dirinya sudah sering menerima tamu dari wilayah Sultra maupun dari luar Sultra. Semuanya memberi nilai positif potensi wisata Desa Namu.
Menurut Arlan, dikenalnya wisata Desa Namu juga berdampak pada perekonomian warga setempat. Selain bergantung pada mata pencaharian nelayan, warga setempat kini juga mengandalkan wisata untuk menambah pendapatan.
Arlan berharap Pemerintah Kabupaten Konsel dapat memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan kawasan wisata Desa Namu. Meskipun saat ini Pemkab Konsel sudah mulai melakukan promosi keluar terkait keberadaan Namu.
Tak tanggung-tanggung Pemkab Konsel berhasil mendatangkan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ke desa wisata Namu untuk meninjau potensi wisata di wilayah itu.
Hal ini tentu membawa angin segar bagi warga Desa Namu. Pasalnya, desa wisata yang dibangun melalui kerja keras secara mandiri oleh masyarakat setempat bekerja sama dengan komunitas Ruruhi Project itu mendapat apresiasi yang besar dari ketua rombongan wantimpres yang diketuai langsung oleh Sri Adiningsih saat melakukan peninjauan Rabu, 20 Juli 2017 lalu.
“Desa Namu ini meskipun sekarang kondisinya jauh terpencil karena tidak terjangkau dengan jalan darat, namun ternyata oke, ini luar biasa indah sangat segar sekali lingkunganya karena jauh tidak ada polusi, ini seperti surga hijau di Indonesia Timur yang indah,” ungkap Sri saat itu.
Spot Wisata Namu
Nah, jika berwisata ke Desa Namu, ada beberapa spot yang bisa menjadi pilihan untuk dikunjungi.
1. Snorkeling
Di Desa Namu juga terdapat sejumlah spot untuk snorkeling. Ada di sekitaran dermaga pelabuhan serta ada pula di di wilayah laut antara dusun II dan dusun III. Gugusan karangnya cukup menyenangkan mata bagi pecinta snorkeling. Sayangnya, untuk mendapatkan lokasi snorkeling yang lebih indah lokasinya sudah lebih jauh lagi ke tengah laut. Dan jika musim ombak akan sedikit berbahaya.
2. Puncak Punggung Perahu
Puncak punggung perahu menjadi lokasi favorit jika berwisata ke Desa Namu. Lokasinya yang berada di atas ketinggian membuat hamparan laut luas yang menjadi lintasan kapal penumpang Kendari-Raha-Baubau dan Wakatobi terpampang jelas di depan mata. Selain itu Pulau Buton yang berada disisi kanan serta Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan (Konkep) juga dapat dilihat secara langsung. Termasuk gunung-gunung hijau yang menyejukkan mata.
3. Pantai Pasir Panjang
Pantai pasir panjang berada di dusun III. Pemandangan ombak dan pasir putih kecoklatan dapat Anda nikmati di lokasi ini. Garis pantainya cukup panjang dan Anda dapat berenang dengan sesuka hati. Untuk sampai ke lokasi ini Anda harus berjalan kaki melewati gunung atau bukit atau bisa juga dengan menggunakan sampan.
4. Air Terjun Pitundengga
Air terjun Pitundengga merupakan salah satu spot yang tak boleh Anda lewatkan. Air terjun ini merupakan air terjun bertingkat tujuh yang memiliki pemandangan alam yang indah, dan air yang dingin. Jarak tempuh untuk ke lokasi tersebut tidak jauh hanya sekitar 1,5 km dengan berjalan kaki menelusuri kawasan hutan kakao dan cengkeh.
(Baca Juga : Pesona Puncak Ahuawali Konawe, Keindahan Negeri di Atas Awan)
Selain keempat spot tersebut, masih ada sejumlah spot lain yang dapat menjadi pilihan bagi Anda untuk menikmati liburan di Desa Namu. (A)