ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) 7 daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) 2017, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mengandalkan hasil survey dalam penentuan figur yang diusungnya. Olehnya, kader yang ngotot tampil dengan elektabilitas rendah akan dikesampingkan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sultra Litanto, mengatakan kader memang harus diutamakan namun bagi yang hasil surveinya rendah harus legowo untuk tidak didukung. Sebagai partai terbuka, PDIP membuka ruang bagi figur lain dengan catatan tingkat elektabilitasnya harus tinggi.
Untuk pemilihan walikota Kendari kader yang disiapkan yakni Amrullah, Alwi, Umar Bonte, dan Lawama. Keempat orang tersebut saat ini dilepas untuk maju sebagai calon walikota. Lanjut Litanto, bila hasil surveynya rendah maka tidak satupun dari keempat orang itu yang akan diusung.
“Untuk Kolaka Utara, meskipun di sana ada kader kita yang mempunyai potensi untuk mencalon yakni ketua DPRDnya (Musakkir Sarira) tapikan kita sudah komitmen utamakan survey. Begitu pula di Pilkada Buton, kami terbuka untuk figur lain yang hasil surveynya bagus,” kata Litanto yang juga Anggota DPRD Sultra ini, Kamis (21/1/2016).
Untuk tiga daerah otonomi baru yakni kabupaten Buton Selatan, Buton Tengah, dan Muna Barat, PDIP masih sebatas mengamati karena ketiga daerah itu tergolong baru. Sehingga kader-kader belum ada yang terlalu menonjol untuk diusung menjadi calon bupati.
Menurutnya, siapapun yang diusung PDIP di Pilkada maka harus didukung oleh seluruh kader maupung pengurus PDIP.
Kata Litanto, merujuk pada Pilkada 2015 lalu ada beberapa pengurus yang berkhianat sehingga harus dipecat. Buktinya pemecatan kader di Kolaka Timur yakni Ridwan Basnapal yang maju sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan H. Buddu tanpa restu partai.
Penulis : Muhammad Taslim Dalma
Editor : Kiki