ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendandani Pulau Bokori untuk dijadikan salah satu destinasi wisata kelas dunia di daerah itu. Tak tanggung-tanggung, tahun ini pemerintah menggelontorkan anggaran hingga Rp 25 miliar untuk membangun berbagai fasilitas pendukung di obyek wisata tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra, Zainal Koedoes mengatakan, tahun ini pihaknya akan fokus pada pemeliharaan kebersihan Pulau Bokori dan pengoptimalan penggunaan seluruh cottage, termasuk menambah berbagai fasilitas di dalam cottage.
“Di sana (Pulau Bokori) ada sekitar 5 buah cottage yang sudah rampung. Tahun ini kita akan mengoptimalkan penggunaannya. Cottage-cottage itu akan kita mulai isi dengan berbagai fasilitas. Tahun ini juga kita akan bangun tambahan 10 cottage lagi termasuk MCK, ruang bilas baik yang terbuka maupun yang tertutup dan juga restoran,” jelas Zainal di Kendari, Kamis (21/1/2016).
Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengadakan 1 buah jetski, 1 buah banana boat, 1 buah flying fox, 1 buah cano dan peralatan snorkeling.
Zainal mengakui, fasilitas yang ada di Pulau Bokori saat ini memang belum memadai. Untuk itu, pemerintah provinsi akan terus membangun secara bertahap sehingga semua fasilitas terpenuhi dan memenuhi standar wisata kelas dunia.
Menurut dia, dana pengembangan destinasi pulau tersebut tidak hanya melekat di Dinas Pariwisata saja, namun juga ada pada beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kehutanan, Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Untuk Dinas Pariwisata sendiri akan dianggarkan sebesar Rp 4 miliar.
Zainal melanjutkan, pengelolaan Pulau Bokori saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah. Pasalnya, obyek wisata ini belum resmi dibuka namun wisatawan yang berkunjung terus bertambah setiap harinya.
“Banyak yang berkunjung ke sana mengadu ke saya, kok airnya gak ada, kok ininya gak ada, kok itunya ga ada. Tempat ini kan belum kita buka secara resmi, jadi wajar kalau fasilitasnya belum lengkap. Lain cerita kalau pemerintah sudah buka tapi fasilitas minim, itu baru boleh mengadu,” beber Zainal.
Namun, lanjut dia, hal itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah provinsi. Jika dengan fasilitas yang belum memadai saja sudah banyak dikunjungi wisatawan, apalagi jika fasilitasnya telah lengkap, tentu Pulau Bokori akan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Sultra.
Zainal mengungkapkan, saat ini pemerintah juga belum menarik retribusi. Biaya masuk ke Pulau Bokori masih digratiskan. “Fasilitas di sana kan belum lengkap, masa kita sudah mau narik retribusi. Retribusi juga kan harus ada Perdanya,” kata dia.
Dipihak Ketigakan
Zainal mengakui untuk membangun sebuah kawasan destinasi wisata kelas dunia tentu membutuhkan anggaran yang banyak. Pemeliharaannya pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, kata dia, pengembangan Pulau Bokori ke depan sangat perlu dipihak ketigakan.
“Kalau kita dorong (anggaran) terus kapan pengelolaan Pulau Bokori bisa mandiri,” ucap dia.
Namun dia menampik jika pengelolaan Pulau Bokori akan diserahkan ke pihak asing. “Ngak lah. Kalau ada orang kita (Indonesia) yang mampu kenapa harus gunakan orang asing,” katanya.
Berbeda dengan obyek wisata lainnya di Sultra yang dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten masing-masing, Pulau Bokori justru sepenuhnya dikelola oleh pemerintah provinsi, padahal secara administratif pulau tersebut berada dalam wilayah Kabupaten Konawe.
Zainal enggan untuk menanggapinya terlalu jauh. Menurut dia ada pihak yang lebih berkompeten untuk menjawab hal itu. Namun sepengetahuannya, Pemkab Konawe sangat kooperatif terkait pembangunan obyek wisata Pulau Bokori.
“Kemarin kita adakan rapat dengan para kepala desa di Kecamatan Soropia, kita juga mengundang Dinas Pariwsata Konawe dan mereka datang. Mereka cukup kooperatif lah,” ucap Zainal.
Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam dalam berbagai kesempatan mengungkapkan ambisinya untuk menjadikan Pulau Bokori obyek wisata kelas dunia seperti Karibia dan Maldive. Tak hanya itu, gubernur dua periode ini juga ingin menyulap pulau tersebut menjadi lapangan golf di atas air.
Penulis : Jumriati
Editor : Tahir Ose