ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan hingga saat ini Sultra tidak membutuhkan beras impor yang didatangkan pemerintah pusat ke Indonesia.
Kepala Bulog Divre Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin mengatakan, meski beras impor sebanyak 57.000 ton sudah masuk pada Minggu, 11 Februari 2018, namun ia memastikan Sultra tidak membutuhkan itu. Saat ini stok beras yang ada masih cukup hingga musim panen berikutnya pada April.
Meski begitu, ia tidak memungkiri jika nanti bisa saja beras impor tersebut didatangkan ke Bumi Anoa.
“Asalkan alasannya jelas, misal kita gagal panen atau ada bencana alam yang membuat akses produksi kita terhambat, sehingga membutuhkan pasokan tambahan guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap La Ode Amijaya Kamaluddin ditemui Senin (19/2/2018) malam di Aula Sangia Nibandera, Rujab Gubernur Sultra.
Saat ini stok beras yang ada di Gudang Bulog sebanyak 1.700 ton. Ini adalah beras lokal yang berasal dari Kabupaten Bombana, Kolaka, Konawe, Kolaka Timur, Kolaka Utara (Kolut), dan Konawe Selatan (Konsel). Beras tersebut dibeli dari para petani dan tempat penggilingan yang telah menjadi mitra Bulog selama ini.
Amijaya menilai bahwa wilayah di atas merupakan lumbung beras bagi masyarakat Bumi Anoa. Dan yang masuk dalam wilayah segitiga lumbung padi adalah Bombana, Kolaka dan Konawe. Ia pun optimis jika produksi pertanian khsusnya padi akan terus meningkat.
Diketahui pemerintah pusat mendatang beras impor dari Vietnam dan Thailand secara bertahap dan diharapkan di penghujung bulan Februari semuanya sudah sampai di Indonesia dan disimpan di Gudang Perum Bulog.
Beras Vietnam masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tenau, Nusa Tenggara Timur (NTT), Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Merak Banten, Pelabuhan Panjang, Lampung, dan Pelabuhan Benoa, Bali. Sedangkan beras dari Thailand akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. (B)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati