Tugu Persatuan Eks MTQ Berganti Nama, Ali Mazi: Tak Etis Bawa-Bawa Agama

Tugu Persatuan Eks MTQ Berganti Nama, Ali Mazi: Tak Etis Bawa-Bawa Agama
PERUBAHAN NAMA TUGU: Tugu Persatuan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ada di areal MTQ Squere Kendari. Kini telah berubah nama menjadi Tugu Religi Sultra. MUHAMMAD TASLIM DALMA/ZONASULTRA.COM

 

 Tugu Persatuan Eks MTQ Berganti Nama, Ali Mazi: Tak Etis Bawa-Bawa Agama
PERUBAHAN NAMA TUGU: Tugu Persatuan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ada di areal MTQ Squere Kendari. Kini telah berubah nama menjadi Tugu Religi Sultra. MUHAMMAD TASLIM DALMA/ZONASULTRA.COM

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2002-2007 Ali Mazi mengecam pergantian nama Tugu Persatuan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ada di areal eks MTQ Squere Kendari.

Tugu yang kini dipasangi papan nama Tugu Religi Sultra diperiode kedua gubernur Nur Alam itu telah menyimpang dari filosofi awal pembangunannya.

Ali Mazi mengatakan, penamaan tugu persatuan tidak sembarang karena filosofinya adalah untuk mempersatukan masyarakat Sultra yang terdiri dari berbagai etnis. Bentuk tugu di bagian bawah ada 4 sudut karena sultra pertama terbentuk dari 4 Kabupaten yakni Kendari, Buton, Muna, Kolaka. Empat pilar yang tampak berdoa menghasilkan mutiara persatuan di bagian atas tugu.

“Sebetulanya kalau memang namanya diganti tidak jadi masalah. Namun jika agama yang dibawa-bawa jadi tidak etis karena tidak ada sangkut pautnya,” kata Ali di Kendari, Sabtu Malam (30/1/2016).

Selain untuk mempersatukan warga Sultra, tujuan dibangunnya tugu tersebut agar menjadi icon provinsi Sultra karena sebelumnya belum memiliki icon yang menjadi kebanggaan daerag ini. Dalam pembangunannya seingat Ali Mazi, nama dan bangunannya sudah ditetapkan dalam sebuah peraturan daerah (Perda) sehingga menjadi aneh kalau sekarang diganti.

Diawal pembangunannya, tugu yang telah berganti nama itu diusulkan oleh pemerintah provinsi dan disetujui DPRD Sultra, lalu ditenderkan. Mengenai total anggaran pembangunannya, Ali Mazi sudah tidak mengingatnya lagi.

“Yah gak bisa marah, apalah arti sebuah nama itu, kalau itu untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara. Tapi yang terpenting itu siapa yang punya ide itu dan siapa yang membangunnya,” ujar Ali yang kini menjabat Ketua Nasdem Sultra ini.

Untuk diketahui, tugu persatuan yang telah berganti nama menjadi Tugu Religi tersebut merupakan monumen daerah yang digagas dan dibangun oleh Ali Mazi ketika menjabat Gubernur Sultra periode 2002-2007. Tugu yang tingginya 99 meter itu dibangun di atas lahan yang dulunya digunakan Musabaqoh Tilawatir Qur’an (MTQ) tingkat Nasional ke-21 tahun 2006. Olehnya, tugu itu biasa dikenal eks MTQ Square.

MTQ Square yang berada di depan kantor Walikota Kendari itu biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan pameran, konser musik dan pergelaran lainnya. Bahkan kegiatan setingkat nasional juga digelar di lokasi sekitar tugu tersebut. Hal itu membuat tugu itu menjadi pusat kota Kendari yang mirip kawasan Monas di Jakarta.

Diera Gubernur Sultra Nur Alam yang sudah menjabat 2 periode, fisik tugu tersebut seolah tak tersentuh. Dan mendekati akhir masa jabatan keduanya ini, tugu tersebut berganti nama menjadi Tugu Religi Sultra.

Jika berkunjung ke dalam bangunan tersebut, akan tampak besi-besi di dalamnya yang sudah berkarat, dindingnya dipenuhi coretan, dan kacanya banyak yang berlubang. Bahkan tangga untuk naik ke puncaknya sudah tidak aman lagi karena beberapa anak tangga yang rusak.

Beberapa waktu lalu, zonasultra.id yang menulis tugu persatuan berganti nama, para netizen ramai-ramai protes dan memberi tanggapan yang beragam. Sebagian besar menolak pergantian nama tersebut karena tidak sesuai dengan realita yang terjadi saat ini.

Di kawasan ini, banyak pasangan muda-mudi yang menjadikannya sebagai tempat berbuat mesum saat malam tiba. Hal ini pun dipertanyakan penamaan tugu religi yang dinilai tidak tepat.

 

Penulis : Muhammad Taslim Dalma

Editor : Rustam

2 KOMENTAR

  1. Lucuu.. ide dan gagasan siapa yang garap, proses pembangunan siapa yang urus, monumen terbengkalai eeh namanya dipugar.. ckckckck

  2. huhhh…saksi pergantian rezim sekaligus victim dr keganasan politik SULTRA. tolong dong jgn jajikan ini ajang pamer nama. siapapun yg menjabat dan yg mencetuskan tdk lebih baik dr orang yg melakukan perbaikan secara utuh sesuai dengan rencana program sebelumnya. menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat apakah monumen itu sengaja dibuat setengah jd atau gmna?
    klw proyeknya sampai kelar loh dana pembangunan lr ke kantong siapa ya???

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini