Peduli Pertanian, Pertamina Ubah Lahan Tidur di Lamomea Konsel Jadi Produktif

Peduli Pertanian, Pertamina Ubah Lahan Tidur di Lamomea Konsel Jadi Produktif
PERTAMINA- Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo (kanan), Ketua FLIPMAS Prof. Muhammad Taufik (kiri) saat meninjau lokasi Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) Pertamina Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Senin (19/3/2018). (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Pertamina membuktikan eksistensinya bukan hanya dalam penyediaan bahan bakar minyak dan gas, bidang pertanian juga tak luput dari perhatian BUMN ini.

Salah satunya, melalui program Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) Pertamina Lamomea yang merupakan Program CSR Pertamina MOR VII bekerjasama dengan Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat (FLIPMAS) yang diinisiasi sejak 27 Maret 2017.

Unit Manager Communication & CSR MOR VII M. Roby Hervindo menjelaskan, program KEM Pertamina ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang hidup pada lahan marjinal dan terletak di desa terluar, terdepan, terpencil (3T) dengan cara mengubah Desa Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menjadi desa binaan dalam bidang pertanian.

“Dulunya di sini lahan tidur, sekarang kita bantu mereka. Alhamdulilah bisa jadi lahan produktif yang mampu mensejahterakan masyarakat,” ungkap Roby di Desa Lamomea, Senin (19/3/2018).

KEM Pertamina Lamomea sendiri mendapatkan pendampingan secara intensif dari Ketua FLIPMAS Prof. Muhammad Taufik. Dosen Pertanian Universitas Halu Oleo ini menjelaskan, Lamomea telah dibentuk menjadi sebuah kawasan berkehidupan dengan mengusung pertanian terpadu dan berkelanjutan, kombinasi penanaman tanaman semusim dan tahunan.

“Serta pemeliharaan ternak sapi yang diikuti dengan pembuatan kandang sapi yang didesain untuk menghasilkan pupuk organik padat dan cair,” ujar Taufik saat membuka kunjungan siswa SMK Pertanian Unaaha di KEM Lamomea.

Taufik menambahkan, setelah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani yang berjumlah sekitar 6 orang, saat ini berbagai tanaman sayuran telah disintesis dari lahan KEM Lamomea. Tanaman semusim didominasi oleh tanaman sayur, sedangkan untuk tanaman tahunan yakni pepaya dan buah naga.

Peduli Pertanian, Pertamina Ubah Lahan Tidur di Lamomea Konsel Jadi Produktif“Mengingat tingginya permintaan akan sayuran untuk mensuplai masyarakat Kota Kendari maka frekuensi penanaman sayuran di KEM Lamomea juga menjadi sangat tinggi. Diperkirakan telah lebih dari 40 kali siklus tanam dan panen tanaman kangkung dan bayam saja,” ujarnya.

KEM Lamomea ini juga telah dijadikan kawasan media pembelajaran dan sosialisasi. Berbagai kunjungan datang dari pihak luar ke KEM Pertamina Lamomea, seperti mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian UHO yang menjadikannya sebagai tempat praktikum lapangan, kunjungan mahasiswa dari beberapa universitas hingga kunjungan belajar siswa sekolah dasar.

Program KEM sendiri telah berjalan di tiga kawasan di wilayah Sulawesi Tenggara, salah satunya yakni KEM Pertamina Lamomea dengan luas lahan sekitar 4 hektar.

“Jika sebelumnya pendapatan masyarakat Desa Lamomea tidak menentu dari bertani dan beberapa profesi temporer lainnya, dengan adanya program KEM pendapatan petani bisa berkisar Rp3 juta sampai Rp6 juta per bulannya,” jelas Roby.

Salah seorang petani, Daryo (54) awalnya mengaku harus berganti profesi sementara menjadi penjual tape keliling dengan mengayuh sepeda ontelnya berkeliling kampung.

Dimana pekerjaan itu kerap ia lakukan untuk membayar hutangnya kepada rentenir yang ia gunakan setiap kali akan membeli benih modal untuk bertani ketika usaha taninya mengalami gagal panen ataupun musim yang tidak mendukung.

Namun dengan adanya KEM Pertamina, Daryo lebih mudah menjalani kehidupannya dan sudah bisa tersenyum lega. Setiap harinya, Daryo beserta puluhan kepala keluarga lainnya di Desa Lamomea bekerja keras mengurus tanaman sayuran maupun ternak sapi dan kambing yang telah memberikan mereka pendapatan tetap selama hampir genap 1 tahun. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini