ZONASULTRA.COM, KENDARI – Untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen rumah tangga dan pedagang kecil, pangkalan gas elpiji meminta Pertamina untuk menambah jatah tabung gas melon.
Pemilik Pangkalan Elpiji 3 Kg di Jalan Edi Sabara By Pass Kendari, Sitti Inayah (45) mengatakan permintaan warga akan gas lumayan tinggi, tetapi dari Pertamina hanya memberikan jatah di pangkalannya sebanyak 100 tabung. Sehingga, saat masuk ke pangkalan, gas langsung habis diserbu konsumen.
“Kalau jatah hanya satu minggu sekali itu sangat susah. Kadang lima atau enam hari baru ada gas. Biarpun habis dan kita minta, tidak dikasih,” jelasnya saat ditemui di Kendari, Kamis (19/4/2018).
Dia mengaku pernah mendapatkan jatah lebih banyak, namun akhir-akhir ini malah berkurang. Berdasarkan penuturannya, gas terakhir kali masuk ke pangkalan pada Selasa 17 Arpil 2018.
“Itu habis saat itu juga di beli oleh konsumen. Jadi sekarang gas masih kosong lagi. Mungkin pekan depan lagi baru ada,” tambahnya.
(Baca Juga : Gas Elpiji di Kendari Langka)
Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik Pangkalan Elpiji 3 Kg di Jalan Bunggasi Kelurahan Andounohu Kecamatan Poasia, Andri Rongkot (50) jika di pangkalan tersebut hanya mendapatkan jatah sebanyak 50 tabung gas elpiji 3 kilogram.
Ia mengharapkan kepada Pertamina untuk menambah jatah di pangkalan. Demi memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap gas elpiji tersebut yang sudah cukup tinggi.
Gas elpiji baru masuk lagi ke pangkalan itu, Kamis (19/4/2018). Namun itu langsung habis oleh pembeli. Untuk jadwal masuknya gas, ia mengungkapkan jika tidak menentu, bisa satu pekan bahkan sampai dua pekan.
“Kita yang harus menelpon. Tapi biar kita nelpon alasannya mereka antri tunggu pasokan. Mereka yang atur saja, mereka bawakan syukur, kalau tidak bawakan yah menunggu saja,” paparnya.
Menurutnya, dengan jatah tersebut kecukupan kebutuhan masyarakat disekitar, pasti masih sangat kurang. Sementara, permintaan masyarakat terhadap gas cukup tinggi. Terutama penjual gorengan, karena mereka tiap hari harus menjual. Kalau mereka tidak dapat gas maka tidak bisa menjual.
“Saya utamakan yang pedagang gorengan dan rumah tangga. Karena kalau mereka tidak menjual pastinya kesulitan, apalagi rumah tangga,” jelasnya.
Sementara itu, Ibu Rumah Tangga Lena (50) mengaku akhir-akhir ini sulit dalam mendapatkan gas melon. Sekalinya, mendapatkan gas harganya malah mencapai Rp25 sampai Rp30 ribu per tabung di tingkat pengecer.
Padahal biasanya ia membeli dengan harga Rp23 ribu per tabung di pengecer. Sementara, di pangkalan atau SPBU Rp18 ribu per tabung. Untuk mendapatkan gas melon ini, ia harus mencari di sekitar rumah yang berada di sekitaran bundaran Tapak Kuda, hingga ke Andounohu.
“Susah carinya, tiba dapat juga harganya mahal Rp30 ribu. Selasa lalu ada di pangkalan, tapi langsung habis diserbu sama pembeli lainya. Pernah ada pengecer ambilnya 10 sampai 20 tabung. Padahal itu kan hak untuk masyarakat kurang sejahtera. Bukan untuk pengecer,” ujarnya. (B)